KOTA MOJOKERTO - salah satu bagian dari di Propinsi Jawa
Timur, merupakan kota istimewa dalam sejarah Indonesia. Kota yang dulu menjadi
ibukota Kerajaan Majapahit, yaitu kerajaan besar yang menyatukan Nusantara dan
sangat di kagumi seantero jagat ini, banyak sekali peninggalan
bersejarah, yang sudah ditemukan maupun yang masih terpendam dan tersebar di hampir
seluruh wilayah Mojokerto yang tak ternilai harganya.
Tidak mengherankan
jika saat ini telah banyak ditemukan pusat-pusat kerajinan batik di Kota
Mojokerto yang terus berkembang di Jawa Timur sebagai salah satu peninggalan
sejarah dan budaya yang ditorehkan atau diturunkan turun temurun oleh perajin
perajin pada masa kerajaan Majapahit. Keagungan maupun k eunikan Batik Kota
Mojokerto terletak pada nama-nama motifnya yang terdengar asing dan aneh di
telinga sebagian orang pada zaman sekarang.
Batik Kota
Mojokerto memiliki 16 motif yang telah dipatenkan, diantaranya M rico B
olong, S isik G ringsing, K oro R enteng, Bunga M atahari serta yang terbaru
adalah Batik.” Pemerintah Kota Mojokerto melalui Dinas Koperasi dan UKM terus
berupaya secara berkesinambungan dengan pro aktif memberikan bantuan maupun
pembinaan kepada seluruh perajin batik Kota Mojokerto agar dapat berkarya
berkualitas serta mandiri dengan menerobos pasar pasar sedang dan besar dalam
meningkatkan pertumbuhan perekonomian masing masing perajin batik,” JelasH
Mas’ud Yunus Walikota Mojokerto, (6/2).
Kepala Dinas
Koperasi dan UKM Kota Mojokerto H Ruby Hartoyo mengatakan, Sudah ada 16 motif
batik yang telah di patenkan dan telah memasuki pasar pasar besar di seluruh
indonesia.” Kami terus membantu dan menjalin kerja sama dengan para pengusaha
pengusaha perajin batik di seluruh Kota Mojokerto untuk berupaya menghasilkan
batik batik yang berkualitas dengan harga bersaing.
Mereka sepakat lebih
mengutamakan mutu dari pada harga, agar seni dan aura batik batik kita yang
memang warisan turun temurun pada zaman Kerajaan Majapahit. Dinas Koperasi dan
UKM juga mewadai para perajin perajin batik untu sering mengikuti pameran
pameran batik di seluruh indonesia, dengan demikian motif motif batik dapat dikenal
oleh pengusaha pengusaha pakaian,” terang Ruby (6/2).
Sedangkan, Ernawati
salah satu perajin batik mojokerto yang pernah meraih Juara I Lomba Desain
Motif Batik dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur
(2010) dan Juara 2 Kartini Award dari Surabaya Plaza Hotel (2008)
mengatakan,
keterampilan
membatik yang terasah sejak kecil telah mendorong di mengembangkan usaha kecil
batik Mrico Bolong di rumah tinggalnya. Motif batik Mrico Bolong yang menjadi
dasar dari kekuatan sekaligus keunikan batik asal Mojokerto ini menjadi bagian
dari kekayaan seni batik Nusantara. Motif batik Mrico Bolong bisa
dipaduharmonikan dengan motif-motif batik apa pun. ” Orang tua kami sudah
mengajarkan seni batik ketika saya usia 9 tahun.
Saya sempat bekerja
dan menjadi buruh, membatik di rumah salah satu perajin batik. Bersama
keluarga, saya mulai mengembangkan kerajinan sekaligus membuka usaha kecil
kerajinan batik Mrico Bolong khas Mojokerto tahun 1997 dengan modal Rp 500.000.
Bersamaan dengan perkembangan usahanya, mengajak kaum
ibu di kampung untuk menjadi pembatik sekaligus mitra kerja dalam pengembangan
usaha kecil kerajinan batik Mrico Bolong khas Kota Mojokerto.
Sekarang ini ada
lebih 10 keluarga, khususnya ibu-ibu, yang menjadi mitra kerja usaha kecil-kecilan
batik Mrico Bolong yang saya kembangkan, Alhamdulillah, sekarang batik batik
mojokerto dapat dikenal dan di miliki oleh para ibu ibu. (Humas/ris)