BLITAR– Ratusan hektare sawah penduduk di wilayah
Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, terendam banjir akibat luapan
tanggul Kali Unut yang jebol Sabtu (11/2/2017). Sedikitnya 150 hektare sawah yang
terendam sejak tiga hari terakhir itu dikhawatirkan akan berdampak pada
kegagalan tanam. Pasalnya, padi yang terendam banjir tersebut belum lama
ditanam.Belum bisa diprediksi jumlah kerugian akibat banjir tersebut. Sebab,
hingga saat ini, air belum surut dan terus merendam tanaman padi petani.
“Kami sudah melakukan pantauan di daerah terdampak
bencana banjir. Beruntung saat ini ketinggian air sudah mulai surut.
Semoga saja kerusakan tidak terlalu parah,” kata Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten Blitar Eko Priyo Utomo, Senin (13/2/2017). “Berdasarkan pengalaman kami pada
bencana banjir sebelumnya, kerusakan baru terlihat pasca-seminggu terendam banjir,”
imbuhnya.
Daerah pertanian paling rawan terdampak
banjir di antaranya Bacem, Sutojayan, Kedungbunder, dan
Sumberrejo. Namun berdasarkan pantauan dinas pertanian, ketinggian
air di empat desa tersebut juga sudah mulai turun. "Sekarang kan sudah mulai surut.
Jadi, kami optimistis tidak akan berdampak pada kerusakan yang sampai parah
hingga membuat gagal panen," ucap Eko.
Karena masih dalam tahap pembibitan, petani yang
terdampak bencana banjir tidak bisa mengklaim asuransi usaha tanaman padi
(AUTP). Tanaman baru boleh diasuransikan jika sudah memasuki masa tanam
dan baru boleh diklaimkan paling tidak sebelas hari pasca-penandatanganan
asuransi.
Lebih jauh Eko menyampaikan, selain
merusak lahan pertanian, banjir juga merendam 14 kuintal pupuk di
gudang kelompok tani Sutojayan. "Ada sekitar 10 ton pupuk di gudang
tersebut. Namun karena anggota gapoktan sigap, begitu air datang langsung
diangkut sehingga hanya sekitar 14 kuintal yang terkena air," pungkasnya.
(dro)