TRENGGALEK -
Sabtu (25/2), Wakil Bupati Trenggalek, H. Moch. Nur Arifin kunjungi Mbah Bari,
korban rumah roboh di RT. 19 RW. 5 Desa Ngares, Kecamatan Trenggalek. Bukan
hanya sekedar melihat kondisi Mbah Bari saja, diharapkan kedatangannya dapat
memberikan semangat dan meringankan bebannya.
Rumah
roboh yang menimpa warga Ngares terjadi pada Jum'at (24/2) sekitar pukul 13.00
WIB. Kala itu kakek 82 tahun akan menjalankan ibadah sholat Dhuhur. Saat ingin
mengambil songkok tiba-tiba rumah yang terbuat dari bilik bambu roboh rata
dengan tanah. Kakek tersebut tidak panik, segera tiarap di lantai rumahnya.
Kondisi Mbah Bari tidak mengalami luka-luka, karena masih terlindungi oleh meja
yang mengganjal atap rumah roboh. Melihat dan mendengar kejadian tersebut warga
sekitar langsung memberikan pertolongan.
Sebenarnya
pada tahun 2006 rumah Mbah Bari pernah direhab dengan gotong royong warga. Kala
itu Rumah Mbah Bari rusak disapu bajir bandang. Bila melihat sisa-sisa kayu atap
yang runtuh, kondisinya masih bagus, cuma sayangnya tiang penyangga rumah sudah
rapuh, mengakibatkan kejadian tersebut tidak bisa dielakkan.
Kedatangan Wabup
Arifin sabtu (25/2) disambut hangat oleh warga beserta tiga pilar yang sedang
melaksakana kerja bakti mendirikan kembali rumah Mbah Bari. Saat di konfirmasi
mengenai langkah penanganan bencana tersebut kedepan, Wabup Arifin menyatakan
bahwa kedatangannya kali ini menindaklanjuti kunjungan bupati sebelumnya.
"Pertama ini kalau ada saudara kita yang kurang beruntung, kita perlu
melihat secara emosional personal itu seperti apa," ucapnya.
"Begitu
saya datang ke rumah Mbah Bari, bertemu pertama kali dengan saya langsung
berucap Alhamdulillah. Ya sudah sekarang tinggal kita membantu gotong royongnya
dan bangun secepatnya. Bila ada kebutuhan material atau seperti apa, Pak Camat
saya suruh untuk memantau, kalau disini
nanti ada sumbangan dari forum komunitas, dari warga atau dari lainnya,
itu semua dihimpun untuk percepatan." Tandasnya.
Tatkala nanti ada program bedah rumah atau
program bantuan lainnya akan kita ikutkan. Namun program itu sifatnya hanya
stimulan yang memerlukan gotong-royong. Yang terpenting sebelum programn turun
bangunan ini sudah berdiri dulu. (HS)