BONDOWOSO –
Angka rata-rata lama sekolah menjadi salah satu indikator penilaian angka
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di bidang pendidikan. Selain Pendapatan Asli Daerah
(PAD), ternyata IPM ini juga menjadi indikator penetapan Pemerintah Pusat
kepada Bondowoso sebagai daerah tertinggal.
Hal tersebut
dipaparkan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dra. Endang Hardijanti
MM, dalam sosialisasi Program Pembangunan Pendidikan tahun 2017 di Aula EDC,
Kamis 02-03-2017.
Rendahnya lama
sekolah di Bondowoso menjadi isu trategis Pembangunan Pendidikan dan Kebudayaan
di Kabupaten Bondowoso. Rata-rata lama sekolah (usia 25 tahun ke atas) 5,57
tahun dengan harapan lama sekolah 12,94 tahun, katanya.
Perhitungan
rata-rata lama sekolah dihitung dari jumlah penduduk usia 25 tahu ke atas.
Sedangkan di Bondowoso, untuk angka partisipasi di usia sekolah sudah tinggi,
meskipun ada beberapa anak usia sekolah di plosok desa masih belum bersekolah.
Penduduk di usia
25 tahun yang belum mengenyam pendidikan masih tinggi, karena 25 tahun yang
lalu lembaga pendidikan di Bondowoso masih terbatas. Dan ini juga menjadi
indikator penilaian IPM hingga usia tidak terhingga, tuturnya.Untuk usia
produktif,
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan akan menerapkan pendidikan
kesetaraan. Sehingga mampu meningkatkan IPM Kabupaten Bondowoso.Selain
pendidikan formal dan program kesetaraan, kami akan terus pacu memberikan
pemahaman kepada sekolah agar bisa menekan tingginya angka Drop Out, tukasnya.
Selain rendahnya
rata-rata lama sekolah, tahun ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan juga tengah
menyelesaikan isu strategis diantaranya, pemenuhan kualitas sarana dan
prasarana pendidikan yang memadai, pemerataan akses pendidikan, pengembangan
pendidikan karakter dan keagamaan, peningkatan kompetensi dan tenaga
kependidikan serta pelestarian pengembangan seni dan budaya. (Tok)