WargaTak Perlu Gaduh, Bantuan Non Tunai Akan Diakumulasikan



Surabaya Newsweek- Lambanyan BNI untuk membuat Kartu Keluarga Sejahtera ( KKS ),yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai mitra melalui Kemensos, berdampak kepada ribuan warga di Surabaya belum memiliki KKS.  
Berdasarkan data yang dimiliki oleh Komisi D DPRD Surabaya, sebanyak 72.590 warga Surabaya terdaftar sebagai penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Kementerian Sosial melalui program keluarga sejahtera (PKS).
Menurutnya jumlah tersebut naik dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2016 keluarga miskin di Surabaya terhitung 65.991 orang. “Jadi tahun ini jumlahnya 72.590 warga, dari jumlah itu yang sudah menerima bantuan PKS hanya 16 ribuan, karena mereka sudah punya KKS,” ujar anggota Komisi D Khusnul Khotimah.
Masih Khusnul, ribuan warga yang belum menerima kartu karena ada kendala teknis dari BNI pusat yang ditunjuk sebagai mitra oleh kemensos. Padahal kemensos sudah menyiapkan anggaran. Hanya saja, untuk pencairan bantuan ini harus melalui kartu keluarga sejahtera yang dibuat oleh BNI.
“Kendalanya itu di kartu, kalau anggaran kan dari pusat dan sudah siap, infonya akhir bulan ini sudah keluar,” terangnya.
Politisi PDI Perjuangan ini menegaskan, warga Surabaya yang belum menerima bantuan akan diselesaikan secara bertahap. Mereka tidak perlu khawatir karena data sudah masuk. Validasi data ini dikumpulkan melalui musyawarah kelurahan (muskel). Data yang muncul dari kelurahan ini untuan sinkronisasi.
“Data muncul dari kelurahan ini untuk sinkronisasi data, bantuan pangan non tunai ini kalau dulu raskin, dan ini dikembangkan menjadi e-warong,” jelasnya.
Besaran biaya yang diterima sebanyak Rp 110 ribu perbulan. Bantuan ini tidak diberikan dalam bentuk uang, tapi dirupakan dengan sembako berupa beras, telor, dan gula. Asumsinya, dengan besaran sebesar itu, akan berwujud menjadi 10 kg beras dan 2 kg gula.
“Tetapi kalau mereka bulan ini hanya butuh telor ya diberikan telor saja, sisanya tidak akan hangus, akan diakumulasikan untuk bulan selanjutnya,” ujarnya.
Para pemegang KKS ini akan mengambil bantuan di warung yang ditunjuk sebagai penyedia di kelurahan masing-masing. Khusnul berharap, beras yang disediakan harus berkualitas bagus dan harga murah.
“Misalnya berasnya sudah berkutu atau menjadi bubuk, asal beratnya tidak berubah, Bulog sebagai pioner siap mengganti,” jelasnya.
Khusnul menambahkan, masyarakat yang belum memegang kartu tidak perlu gaduh. Mereka sudah terdata dan sedang menunggu kartu keluar untuk pencairan bantuan.
“Ya itu tadi, kalau belum menerima data, bantuannya itu tidak akan hangus, akan diakumulasi,” tambahnya. ( Adv )
Lebih baru Lebih lama
Advertisement