Pasca Kekalahan Ahok Pertarungan Elite Antara JW vs JK Panas ?

SURABAYA - Dampak domino kalahnya Ahok & Jarot dalam putaran ke dua Pilkada Jakarta pada  19 April 2018, kemarin, kini meninnggalkan suasana panas yang mencekam di kalangan Istana Negara, bahkan isu berkembang  di dalam bahwa JK (Yusuf Kalla) selaku Wapres RI ini dikabarkan tak betah melihat berbagai kekurangan dan kesalahan atas kebijakan Presiden RI Joko Widodo sehingga muncullah krusial yang mengarah pada pecahnya duet JW & JK?.

Di dunia medsos dan online khususnya, tolaklupa,com, mesinyalir dengan tudingan keras bahwa JK bermanuver ‘makar’ terhadap JW yan diunggah April 2019, dalam minggu kemarin. Ini meruapakan aksi reaksi dari pihak yang diduga sengaja terciptanya konflik antar elite di Pemerintah, apalagi kondisi manajemen komunikasi dalam merespon Aksi 212 tahun 2017 menunjukkan gestur yang kontraproduktif antara ke duanya, kendati demikian di mata publik tidak diharapkan adanya ‘perang terbuka’ di antara para elite NKRI.

Manajemen konflik memang meranggas sejak munculnya isu dualisme yang menimpa beberapa partai di Indonesia, dan Rejim JW & JK ini seakan tampak menikmati di mata rakyat sehingga Partai Golkar dan PPP dilanda konflik internal selama 2 tahun dengan nasih lembaganya kelimpungan. Meski PPP yang sampai hari ini belum rujuk antar kubu Jan Fariz dengan kubu Rumahurmuji, “ kami masih gundah dan kelimpungan,” lontar kader PPP di Surabaya.

Selain isu konflik interes antara Presiden dengan Wapresnya itu, isu panas soal reshuffle kabinet pun mulai tak terbendungkan, bahkan ada kabar burung ahok akan diberi jabatan Mendagri untuk menggeser Tjahyo Kumolo sebagai Mendagri sejak awal tahun 2014. “Soal resuffle kabinet itu kewenangan penuh Presiden, beliau yang punya hak prerogatif,” papar JK di depan wartawan di Jakarta, (25/4).

Nyoal isu pendongkelan JW, sebelum beredar skenario lain yang konon muncul dari internal PDIP bahwa Megawati berharap Puan Maharani memangku jabatan Wapres dan untuk ini diharapkan Presiden Joko Widodo mundur terhormat, agar JK naik sebagai Presiden dengan Wapresnya Puan yang pada gilirannya Pilpres 2019 puan dimungkinkan maju ikut invitasi Presiden 2019 dari PDI Perjuangan.

 “Namun kita mesti jujur sajalah, isu pergantian kabinet maupun presiden itu tergantung sinyal lampu hijau dari Ketum PDIP Megawati, dan kalau beliau berkehendak bulan ini maka terjadilah bulan ini juga,” tandas Moeslimin, BBA tokoh gaek PPP di Jatim, sembari menunujukkan rasa hormatnya kepada sang lawan politik itu. (mashur)
Lebih baru Lebih lama
Advertisement