Pemkot Malang dan Forkopimda, Sepakat Hadapi Konflik Horizontal di Masyarakat

MALANG - Mengantisipasi konflik horizontal dan tindak kriminalitas yang rawan terjadi di Kota Malang akibat banyaknya warga pendatang (urban) menjadi perhatian serius Pemkot Malang dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). 

Para pemegang kebijakan ini sepakat untuk bergandengan tangan untuk menangkal kerawanan-kerawanan yang dimaksud sehingga Kota Malang tetap terjaga dan kondusif. 

Untuk keperluan itu Pemkot Malang menggelar rapat koordinasi dalam membangun sinergitas antara pemerintah, Forkopimda, akademisi dan tokoh agama untuk mewujudkan Kota Malang lebih kondusif, Selasa (16/5/2017).

Acara yang digelar di Ruang Sidang Balai Kota Malang ini dihadiri Wali Kota Malang H. M. Anton, Kapolres Malang AKBP Hoirudin Hasibuan, Komandan Kodim Letkol Arm Aprianko Suseno, Ketua MUI Malang Baidlowi Muslich, akademisi dan para tokoh agama di Kota Malang.

Wali Kota Malang, H. M. Anton menyampaikan bahwa Rapat Koordinasi tersebut dilaksanakan dalam rangka menyinergikan gerak langkah antara Pemerintah Kota Malang dengan Forkopimda, akademisi dan tokoh agama untuk memantau serta menjaga kondisi dan perkembangan di Kota Malang. 

“Kota Malang memiliki 63 perguruan tinggi negeri dan swasta, sehingga berpotensi meningkatkan masyarakat urban yang masuk ke Kota Malang utamanya di kalangan mahasiswa dan masyarakat pencari kerja. Karena itu pertemuan ini dilaksanakan untuk mengkoordinasikan keadaan riil di Kota Malang," jelas Abah Anton, sapaan akrabnya.

Abah Anton menerangkan sekitar 300 ribu penduduk urban ke Kota Malang dan membuat setiap tahunnya jumlah penduduk Kota Malang meningkat.

Ia menyebut bahwa yang masuk ke Kota Malang berasal dari keragaman suku, ras dan agama sehingga menjadi miniatur nusantara. Karena itulah ia berharap agar kondisi ini tetap kondusif dan jangan sampai memecah belah keutuhan NKRI.

“Keberagaman itu akan kami jaga dengan sikap toleransi, sehingga kedepan tidak ada potensi atau konflik perpecahan. Karena keragaman dan perbedaan adat dan istiadat yang dimiliki oleh para pendatang dengan penduduk lokal," tegas Abah.

Pada kesempatan itu Abah Anton menyampaikan harapannya agar para akademisi dari perguruan tinggi dan tokoh agama yang ada di Kota Malang turut serta berperan aktif menjaga kondusivitas Kota Malang. Sehingga akan tercipta nuansa damai dan sejahtera di lingkungan masyarakat Kota Malang.

Sementara itu Kapolres Malang Kota AKBP Hoirudin Hasibuan menyampaikan kondisi keamanan dan ketertiban di Kota Malang saat ini.“Tingkat kriminalitas tertinggi di Kota Malang berada pada kasus narkoba kemudian kriminalitas kedua tertinggi berada pada kasus curanmor khususnya wilayah Lowokwaru," katanya.

Menurutnya hal itu disebabkan karena banyaknya mahasiswa yang membawa kendaraan baik roda dua maupun roda empat, namun seringkali lalai dalam mengawasi kendaraannya.

Hoirudin menginginkan upaya untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri harus ditingkatkan dan saling bekerjasama menciptakan suasana kondusif di Kota Malang. "Karena dalam era demokrasi sekarang ini tanpa dukungan dan kepercayaan masyarakat maka akan sulit untuk melaksanakan tugas-tugas kepolisian," ujarnya. (ss)
Lebih baru Lebih lama
Advertisement