Minat Baca Anak 60% , Surabaya Menjadi Contoh Literasi Baca

Surabaya Newsweek - Membiasakan membaca buku kepada anak-anak sejak usia dini penting dilakukan untuk pembentukan karakter anak di masa yang akan datang. Oleh karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam rangka mewujudkan implementasi revolusi mental gemar membaca, mengadakan kegiatan bertajuk “Safari Gerakan Nasional Membaca”.

Hadir dalam acara tersebut Kepala Perpustakaan RI, Drs. Muh Syarif Bando, MM, Anggota Komisi X DPR RI, Arzeti Bilbina Huzaimi, Kepala Dinas Perpusatakaan dan Kearsipan Kota Surabaya, Drs. Wiwiek Widayati dan Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Pusat, Drs. Satria Dharma.

Menurut Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya, Wiwiek Widayati, minat baca pada anak di surabaya sangat baik, karena seluruh stakeholder ikut bergerak bersama sehinga percepatan pertumbuhan budaya baca terus meningkat dan berjalan dengan baik.

“Berdasarkan data yang ada pada tahun 2016 minat baca anak terletak di angka 60 persen, sedangkan target 2017 sekitar 70%. Hal ini akan mendorong tingkat baca perpustakaan nasional untuk menumbuh kembangkan minat baca sekaligus mempercayakan surabaya sebagai percontohan minat baca,” kata Wiwik di graha sawunggaling.

Saat ini, Pemkot telah menyediakan lebih dari 1.399 perpustakaan atau taman bacaan di Surabaya yang tersebar di kampung-kampung, sekolah, taman kota, pondok pesantren ataupun mobil keliling.
Seperti yang terjadi di salah satu taman bacaan (TBM) yang sampai saat ini banyak pengunjungnya adalah Taman Flora di Jalan Manyar, Surabaya. TBM Taman Flora memiliki lebih dari 2 ribu koleksi bacaan, mulai dari cerita anak, novel, buku agama, hingga buku-buku berbagai keahlian.

“Koleksi TBM memang tergolong sedikit bila dibandingkan dengan perpustakaan-perpustakaan besar. Namun, begitulah konsep Pemkot yang ingin membuat taman bacaan dalam ukuran kecil, tetapi dalam jumlah banyak dan mudah dijangkau masyarakat,” ujar Wiwik.

Di Taman Flora, selain TBM, lanjut Wiwik, ada juga fasilitas Broadband Learning Center atau BLC. BLC merupakan tempat pendidikan komputer dan internet gratis untuk warga Surabaya. Di Surbaya, ada 22 BLC yang tersebar di berbagai sudut Kota Surabaya. Di Taman Flora, TBM dan BLC berbagi ruangan yang sama di bangunan berukuran sekitar 12 x 4 meter.

Begitu juga aktifitas TBM di masing-masing RW yang terus diupayakan agar selalu banyak pengunjung. Untuk memaksimalkan TBM di RW, Badan Perpustakaan mendatangkan petugas pendamping agar para pengunjung yang kebanyakan anak-anak bisa diarahkan dengan baik.

"Kalau bicara minat baca, tidak hanya belajar membaca tapi membiasakan membaca. Berarti ada strategi yang dikembangkan oleh para pendamping TBM misalnya program strory telling," tandasnya.
Terlepas dari peran pemerintah, dalam proses memajukan kegemaran minat baca pada anak agar bisa terwujud. Ada tiga faktor lain yang dinilai turut memiliki andil besar dalam menggelorakan minat baca pada anak yaitu, keluarga, sekolah dan masyarakat.

“Salah satu cara untuk menumbuhkan minat baca anak yang paling mudah adalah dengan cara membiasakan membacakan dongeng saat sebelum menidurkan anak,” imbuhnya.  

Potret tingginya minat baca di surabaya dari tahun ke tahun ditanggapi positif oleh Kepala Perpustakaan RI, Drs. Muh Syarif Bando, MM. Ia mengaku, program yang sudah dicanangkan oleh Ibu walikota, Tri Rismaharini tentang kota literasi sangat baik. Hal ini di dukung oleh sumber dana dan sumber daya yang sangat mumpuni

“Seperti kita ketahui, walikota menggerakkan 450 pustakawan untuk disebar di taman baca dan perpustakaan demi mewujudkan kampung atau kota literasi,” ungkap Syarif.

Lebih lanjut, Syarif mengatakan, program ini sudah memasuki tahap nyata atau sudah terlaksana dengan nama aksi literasi. Sejak dini anak dikenalkan dengan budaya membaca, hal ini akan meningkatkan kemampuan anak dalam memahami informasi secara  analitis, kritis, dan re­flektif. Itu terlihat dari sejumlah sekolah SD dan SMP yang menghasilkan karya buku. “Saya kira itu luar biasa dan bisa menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia,” terangnya.  

Sementara itu, Komisi X DPR RI, Arzeti Bilbina Huzaimi menambahkan, dalam proses memajukan kegemaran minat baca pada anak maka dirinya bersama kawan-kawan di komisi X mempunyai komitmen kuat untuk mengawal literasi baca dn surabaya. “Salah satunya dengan meningkatkan anggaran” ujar Arzeti.


Perempuan kelahiran Lampung tersebut juga berharap dan berpesan kepada masyarakat untuk bisa mencintai dan menghargai buku. Karena bangi nya buku adalah jendela dunia yang dapat menambah wawasan anak.( Ham )
Lebih baru Lebih lama
Advertisement