Anggaran Rp 52 Miliar Sekolah Swasta Tak Tersentuh, Reni : Pengadaan Komputer Tidak Adil


SURABAYA NEWSWEEK- Program Pemerintah Kota ( Pemkot ) Surabaya dalam membantu pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK ) patut diacungi jempol, anggaran pengadaan komputer sebesar Rp 52 Miliar dalam APBD Kota Surabaya Tahun 2018, yang diperuntukan untuk Sekolah Dasar (SD ) Negeri dan Sekolah Menegah Keatas  Negeri( SMPN ) diharapkan bisa membantu kemudahan dan kelancaran pelaksanaan UNBK yang ada di Kota Surabaya.

Namun lain halnya, dengan SD dan SMP swasta yang tidak menerima bantuan dari Pemerinah Kota Surabaya, tentunya anggaran Rp 52 Miliar hanya diperuntukan untuk sekolah Negeri saja, tanpa meyentuh sekolah swasta, apalagi computer sebagai syarat pelaksanaan UNBK, tentu saja ini akan memberatkan pihak sekolah swasta, yang dinilai tidak mampu  dalam pengadaan komputer untuk  pelaksanaan UNBK.
       
Anggota Komisi D DPRD Surabaya Reni Astuti. Mengatakan, jika pengadaan komputer itu hanya untuk menunjang sekolah negeri saja. Artinya, apa yang dilakukan pemkot itu belum menyentuh seluruh pendidikan di Kota Surabaya.
Padahal, Kota Surabaya sudah lama menggaung-gaungkan wajib belajar 12 tahun (sebelum SMA/SMK pengelolaannya diambil alih provinsi). Apakah ini bisa disebut Pemkot Surabaya sudah adil?

“Seharusnya pengadaan itu juga untuk sekolah swasta, tidak hanya negeri. Kalau hanya negeri yang diperhatikan, sementara swasta dibiarkan melakukan pengadaan atau sewa sendiri komputernya, sama saja pemerintah tak berpihak pada pendidikan.

Apalagi sudah digaungkan jika, anggaran pendidikan Surabaya ini sudah memenuhi target nasional. Kasihan sekolah swasta yang tak mampu untuk menyewa, bagaimana murid-murid mereka bisa melaksanakan UNBK sesuai ‘perintah’ pusat?” tanya Reni.

“Hal ini harus dipikirkan agar, penyelenggaraan pendidikan di Surabaya bisa adil dan merata. Jangan hanya kepedulian pemerintah tertuju pada sekolah negeri saja. Sekolah swasta juga harus mendapat dukungan dari pemerintah.”tambahnya. ( Ham )

Lebih baru Lebih lama
Advertisement