Ingin Melihat Performance, Pemkot Gelar Lomba Kelurahan Terbaik

SURABAYA NEWSWEEK- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Bagian Administrasi Pemerintahan dan Otonomi Daerah kembali menggelar seleksi Lomba Kelurahan Terbaik 2018. Lomba tersebut merupakan bagian dari kegiatan evaluasi perkembangan kelurahan selama dua tahun terakhir, sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 81 Tahun 2015 tentang evaluasi perkembangan desa dan kelurahan.

Kepala Bagian Administrasi Pemerintahan dan Otonomi Daerah Eddy Christijanto mengatakan setidaknya ada tiga aspek yang menjadi pertimbangan dalam proses penjurian, yakni pemerintahan, kemasyarakatan dan kewilayahan. Intinya, bagaimana masing-masing kelurahan bisa mensinergikan program-program yang telah dilaksanakan di wilayahnya selama dua tahun berturut-turut.

“Kita melihat sinerginya, bagaimana mereka bisa mensinergikan program-program itu dengan LPMK, PKK, Karang Taruna, dan juga Babinsa, serta Bhabinkamtibmas yang ada di wilayahnya,” kata Eddy, saat ditemui di ruang kerjanya.

Disampaikan Eddy, saat ini Lomba Kelurahan Terbaik sudah memasuki dalam tahap akhir, dimana proses penilaian di lapangan. Sebanyak empat kelurahan dari 31 kecamatan yang lolos dari seleksi administrasi dan paparan, yakni Kelurahan Margorejo, Kelurahan Gunung Anyar, Kelurahan Kenjeran dan Kelurahan Embong Kaliasin. Selanjutnya dari empat besar tersebut, akan diambil tiga juara yang hadiahnya akan diserahkan oleh Wali Kota Surabaya pada waktu upacara Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) bulan Mei mendatang.

“ Penilaian lapangan didua kelurahan, yakni Embong Kaliasin dan Margorejo, besok Kenjeran dan terakhir Gunung Anyar. Nantinya akan kita ambil tiga juara yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan,” paparnya.

Sementara itu, lanjut Eddy, untuk tim juri pihaknya telah melibatkan semua sektor yang berhubungan dengan tiga indikator penilaian tersebut. Terdiri dari beberapa unsur Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, yakni dari Dinas Pengendalian Penduduk Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A), Dinas Sosial, Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Kesehatan, Badan Perencanaan Kota, Polrestabes Surabaya, Polres Tanjung Perak, Universitas Negeri Surabaya, Bakesbangpol, Dinas Pendidikan, serta Bagian Administrasi Pemerintahan dan Otonomi Daerah sendiri.

“Yang lebih penting adalah kita ingin melihat secara langsung, selain ingin melihat potensi di wilayah kelurahan tersebut, kita juga ingin melihat performance dari masing-masing lurah,” imbuhnya.

Eddy menambahkan dengan adanya lomba ini diharapkan bisa lebih meningkatkan lagi partisipasi masyarakat, meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan inovasi dan kreasi dari masyarakat yang ada di bawah, bagaimana bisa membangkitkan seluruh stakeholder yang ada di wilayah kelurahan tersebut.

“Baik itu program Pemerintah Kota maupun Pemerintah Pusat untuk disinkronkan dengan kearifan lokal yang ada di kelurahan tersebut,” tuturnya.

Di tempat terpisah Lurah Embong Kaliasin Andreas Suryawan menjelaskan paparannya kepada tim juri antara lain seperti dalam bidang pendidikan, dia menjelaskan, bahwa selain intervensi dari Pemerintah Kota Surabaya sendiri, pihaknya juga telah menggandeng beberapa stakeholder untuk membantu dalam mengatasi permasalahan pendidikan yang ada di wilayahnya.

“Seperti anak-anak PKBM itu, kendalanya mereka kan transport karena jauh, akhirnya banyak yang keluar, maka dari itu saya menggandeng stakeholder untuk membantu biaya sekolahnya,” kata Andre, di Kantor Kelurahan Embong Kaliasin.


Andre menambahkan dengan adanya lomba tingkat kelurahan ini, diharapkan bisa lebih merekatkan lagi warganya dan meningkatkan partisipasi warga di wilayahnya. “Disini kan Pusat Kota bukan seperti di pinggiran, saya ingin merekatkan warga. Sebab, RW di tempat saya kan terpisah antara kota dengan pinggiran,” tandasnya. (Ham )
Lebih baru Lebih lama
Advertisement