Surabaya NewsWeek- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya
mengumpulkan seluruh pelaku UKM Batik Tie Dye (batik celup) se-Surabaya,
sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan mengembangkan produk pengrajin
batik celup Surabaya agar lebih variatif. Pertemuan ini, merupakan tindak
lanjut dari hasil kunjungan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ke Liverpool
Inggris.
Dihadapan puluhan
pengrajin batik Tie Dye Surabaya, Wali Kota Risma menyampaikan hal terkait
hasil pertemuannya dengan Wakil Wali Kota Liverpool Gary Millar. Menurut Gary
yang disampaikan Wali Kota Risma, bahwa tahun depan yang akan jadi trending
fashion adalah Batik Tie Dye.
“Maka dari itu, saya
mengadakan pertemuan hari ini untuk menyampaikan hal tersebut kepada panjenengan (anda
- Red),” kata Wali Kota Risma, dihadapan puluhan pengrajin batik celup,
bertempat di Ruang Sidang Balai Kota, Selasa, (07/08/18).
Kendati demikian, Wali
Kota Risma berharap agar para pengrajin batik celup Surabaya bisa lebih
variatif dalam memproduksi kerajinannya. Selain itu, ia juga berpesan agar
pengarijin batik celup tidak hanya fokus membuat kain. Namun, bisa dikembangkan
dengan membuat produk lain, seperti baju, dompet dan tas.
“Kita tidak boleh
sekarang ini hanya membuat batik celup saja. Kita teknisnya juga harus
ditingkatkan. Selain itu, desain juga harus ditingkatkan. Jadi bukan hanya
sekedar membuat batik celup saja,” pesannya.
Menurut dia, pengrajin
batik celup Surabaya, kedepan harus bisa menyasar pangsa pasar kalangan
menengah ke atas, agar omset penghasilannya juga lebih meningkat. Maka dari
itu, ia berharap agar pengrajin batik celup Surabaya perlu untuk lebih
mengeksplorasi produk kerajinannya.
“Aku berharap ayo
semua masuk ke yang lain, dengan teknologi yang sama, desainnya harus beda jadi
nanti harganya bisa lebih tinggi,” imbuhnya.
Wali Kota Risma
menuturkan, perlunya desain yang kreatif dan pemilihan warna yang tepat juga
menjadi daya tarik sendiri bagi para pembeli. Ia menyarankan kepada para
pengrajin batik agar perlu memperhatikan hal tersebut, seperti warna dan desain
sekarang yang lagi trend.
“Liat trend sekarang
ini, yang ramai warna apa. Trus desain bajunya seperti apa, coba itu ikuti,”
katanya.
Dari hasil pertemuan
ini, rencananya Wali Kota Risma bakal memberikan pelatihan khusus bagi para
pengrajin batik celup Surabaya. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk
mengembangkan produk batik celup Surabaya. Selain itu, bertujuan agar pengrajin
batik Surabaya bisa lebih mengembangkan produknya.
“Tahun depan, saya
berharap ibu-ibu bisa masuk wilayah menengah atas. Saya tidak mau harga jualnya
cuma Rp 250 ribu. Jadi artinya, ada desain khusus, kalau ada pemesanan murah
ndak apa-apa dilayani, tapi juga ada harga dengan baju yang kualitas khusus,”
tuturnya.
Sementara itu, salah
satu pengrajin batik celup dari Kutisari Selatan Surabaya, Theresia Yusufiani
Rahayu mengaku senang bisa bertemu langsung dengan Wali Kota Risma. Menurutnya,
dari hasil pertemuan itu, banyak sekali masukan dan saran yang bermanfaat untuk
meningkatkan dan mengembangkan produk kerajinannya.
“Kami diberi beberapa
masukan dan saran, agar kedepan desain produk bisa lebih bagus, supaya bisa
masuk ke kalangan menegah atas,” ungkap pemilik usaha batik celup Yayu Thres
ini.( Ham )