Paripurna DPRD Surabaya Memanas, Ini Yang Dilakukan Anggota Dewan



Surabaya NewsWeek- Sidang Paripurna DPRD Surabaya agenda pembahasan Raperda Kawasan Tanpa Rokok dan Perubahan Perda 10 Tahun 2010 tentang PBB Perkotaan, sejumlah anggota dewan melakukan aksi walk out, suasana menjadi panas, pasca Pimpinan Rapat Darmawan memberikan kesempatan kepada anggotanya, untuk menyampaikan usulan.

Dalam kesempatan tersebut Reni Astuti, mengajukan usulan soal, pelaksanaan reses dewan sebelum Pemilu 2019. Usai rapat paripurna Reni mengatakan bahwa, reses merupakan kegiatan penjaringan aspirasi masyarakat. Kegiatan tersebut sebagai bagian melaksanakan tugas dan kewajiban anggota dewan.

“Dalam UU MPR, DPR, DPRD dan tata tertib dewan kewajiban anggota DPRD adalah menampung dan memperjuangkan aspirasi masyarakat. Dan, sarana yang digunakan melalui reses,” papar Reni, Selasa (4/4 / 2019)

Reni menjelaskan, dalam Permendagri 86 tahun 2017 terdapat pasal yang menyatakan bahwa program kota didahului Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), kemudian di rinci menjadi Rencana Kerja Pembangunan Daerah. Reni menyampaikan, Rencana Kerja Pembangunan Daerah tersebut perencanaannya melalui musrenbang dan ditambah pokok pikiran hasil reses kalangan dewan.

“Saat ini pemkot sedang menyiapkan rencana kerja tersebut. Makanya dewan hendaknya melakukan reses, agar match dengan usulan pemkot,” ujarnya.

Masih Reni, perdebatan dalam ruang sidang bermula karena, ada kekhawatiran sebagian anggota dewan, sebab pelaksanaannya dekat pemilu. Namun, menurutnya hal tersebut tak ada masalah. Karena sebelumnya, Desember 2018 yang memasuki masa kampanye, kegiatan reses juga dilakukan.

“Apalagi pelaksanaan reses kan diawasi panwas. Jadi gak mungkin kita melakukan kampanye karena kegiatnnya kan menggunakan dana APBD,” ungkapnya.

Usulan Reni dalam siding paripurna, didukung beberapa anggota dari Fraksi PKS, PAN, Gerindra dan Handap. Sedangkan untuk tiga fraksi yang keluar dari ruangan masing-masing FPDIP, F Partai Demokrat dan FPKB. Hanya satu fraksi yakni Fraksi Partai Golkar yang tetap di ruang sidang menyatakan usulan reses diselenggarakan usai Pemilu.

Sukadar Ketua fraksi PDIP mengatakan, alasan fraksinya walk out dari ruang sidang karena, jadwal kampanye yang dilakukan anggota FPDIP sangat padat dan tak memungkinkan untuk melakukan reses. Di sisi lain, yang menjadi kekuwatiran adalah, adanya tudingan menggunakan uang negara untuk kegiatan kampanye.

“Itu riskan kita lakukan. Karena saat ini memasuki tahun politik, kalau reses dilakukan setelah usai pemilu saya sepakat” paparnya.


Sidang paripurna sempat di hentikan beberapa menit, untuk konsolidasi anggota fraksi dan memberikan pendapatnya serta mendengarkan usulan dari beberapa anggota fraksi yang masih mengikuti sidang, akhirnya Darmawan pimpianan rapat memutuskan pelaksanaan reses dimulai, Senin (8/4/2019). Setiap reses anggota dewan mendapatkan dana sekitar Rp. 50 juta rupiah. ( Ham )

Lebih baru Lebih lama
Advertisement