Para Pekerja Tolak Rencana Penutupan Lokasi Tambang

KAB. KEDIRI - Kabar adanya rencana penutupan salah satu lokasi tambang di wilayah utara kab. Kediri membuat warga bergejolak. Pekerja yang mayoritas berasal dari warga sekitar lokasi tambang menolak keras apabila lokasi tambang tersebut benar-benar akan ditutup oleh pihak kepolisian.

Pasalnya, para pekerja sangat menggantungkan hidupnya untuk mencukupi kebutuhan keluarganya dari lokasi tambang tersebut. Diketahui para pekerja sudah mencari nafkah di lokasi galian sejak tahun 2017 sehingga membuat khawatir para pekerja akan nasibnya menjadi pengangguran. 

Menurut para pekerja, di masa pandemi seperti ini pihak-pihak yang berwenang harus mempertimbangkan dampak yang akan terjadi apabila lokasi tambang galian tersebut ditutup. “Kalau tambang ini ditutup kami mau makan apa,” ujar salah satu pekerja setelah mendengar kabar akan adanya penutupan.

Tak sedikit dari mereka sudah merasakan beban hidup yang sangat berat akibat pandemi yang berkepanjangan. Contohnya keluarganya yang sudah dipecat dari pekerjaan lainnya, belum tersentuh bantuan sosial apapun, dan lain sebagainya. Apalagi saat ini pekerjaan mereka juga terancam hilang karena penutupan tambang ini. 

Ratusan pekerja yang ada di lokasi tambang tersebut terus mengatakan secara tegas “TIDAK SETUJU” sebagai tanda penolakan. “Pokoknya kami tidak setuju, kami sudah bekerja bertahun-tahun disini sebagai mata pencaharian,” teriak para pekerja secara kompak.

Mereka juga mempertanyakan kenapa baru sekarang akan ditutup? Kalau memang tambang ini dikatakan ilegal seharusnya pihak Polres Kediri harus menutup dari tahun 2017. “Kenapa baru sekarang mau ditutup wong sudah berjalan 4 tahun,” ujar salah satu pekerja dengan heran.

Bambang Wahyudi salah satu pekerja mengatakan bahwa pekerjaannya merupakan penghidupan utama keluarganya. “Pak Jokowi saja terus memberikan bantuan sosial untuk mengurangi beban masyarakat di masa pandemi, ini penghidupan kami kok malah mau ditutup,” tanya Bambang Jum’at (20/08).

Ia menambahkan, para pekerja hanya ingin tetap bekerja seperti biasanya terlepas adanya kisruh internal perusahaan yang terjadi saat ini yang belum usai. “Biar urusan orang atas dengan orang atas, yang penting tidak mengorbankan kami orang kecil sebagai pekerja di lapangan,” ucapnya. 

Perlu diketahui, lokasi tambang galian tersebut berada di perbatasan 3 desa yang masuk di wilayah Kab. Kediri. Desa Parelor dan Desa Juwet Kec. Kunjang, dan Desa Sumberejo Kec. Purwoasri, sehingga sebagian besar para pekerjanya berasal dari 3 Desa tersebut. 

Sementara itu, Bagus Setyo Nugroho selaku Wakil Direktur CV. ADHI DJOJO membenarkan adanya rencana penutupan lokasi tambang tersebut. “Kemarin kami dapat kabar dari pihak kepolisian Mas, untuk itu hari ini kami sosialisasikan ke para pekerja,” kata Bagus. 

Ia melanjutkan, silahkan saja pihak kepolisian menutup tambang ini karena memang wewenang pihak Polres Kediri. “Yang saya pikirkan nasib para pekerja selanjutnya seperti apa Mas kalo lokasi ini ditutup,” tambahnya. 

Sebenarnya, lanjut Bagus, hari ini merupakan tasyakuran suroan (Jum’at Pon) yang sudah rutin dilakukan setiap tahun di lokasi tambang. “Setelah acara tasyakuran, sekalian saya sosialisasikan rencana penutupan lokasi tambang ini,” tutup Bagus Setyo Nugroho. 

Dilain sisi, pihak kepolisian seakan melempar bola panas terkait wacana penutupan lokasi tambang tersebut. Kasat Reskrim Polres Kediri melalui Kanit Pidana Khusus IPTU Hendro ketika dikonfirmasi via Whatsapp mengatakan pihaknya masih melakukan penanganan dumas dan belum ada perkembangan terkait penutupan tambang. “Kalau ada perkembangan nanti saya kabari,” singkatnya. (dim)

Lebih baru Lebih lama
Advertisement