Surabaya - Hari pertama masuk kerja pasca libur lebaran dimanfaatkan
para karyawan/karyawati Pemkot Surabaya untuk berhalal-bihalal. Mereka secara
bergantian bersalam-salaman dengan segenap pejabat pemkot di taman surya, Senin
(12/8) pagi. Tampak, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Ketua DPRD M.
Machmud beserta para anggota DPRD dan kepala SKPD turut larut dalam suasana
gayeng pada momen tersebut.
Acara saling bermaafan memang telah menjadi tradisi tahunan.
Setiap akan memulai aktifitas kerja setelah libur panjang, para pegawai pemkot
selalu mengawali dengan halal-bihalal. Kegiatan tersebut diharapkan mampu
membawa suasana baru yang lebih segar dan menciptakan nuansa kerja yang lebih
kondusif.
Di sisi lain, kedisiplinan pegawai tetap menjadi perhatian
utama setelah libur panjang. Usai halal-bihalal, walikota didampingi Ketua DPRD
dan Sekretaris Kota (Sekkota) melakukan sidak di kantor pemerintahan. Lokasi
pertama yakni Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR). Di dinas yang saat ini
dipimpin Ery Cahyadi ini, wali kota menjumpai seluruh pegawai masuk. Hanya satu
yang tidak sedang di kantor dengan keterangan dinas lapangan, yakni Kabid
Pemukiman Lilik Arijanto. Menurut Ery, Lilik memang sedang bertugas melakukan
pengecekan drainase di Dinas PU Bina Marga. Itu menandakan, kinerja karyawan
berjalan normal seperti biasa.
Selain DCKTR, wali kota juga mendatangi Dinas Pengelolaan
Bangunan dan Tanah (DPBT). Di situ, wali kota langsung mengecek daftar
kehadiran pegawai. Hasilnya tidak ada satu pun yang tidak masuk kerja. Terkait
sidak pegawai, wali kota yang akrab disapa Risma ini menegaskan pihaknya tidak
akan memberi toleransi terhadap karyawan yang mbolos. Pasalnya, cuti bersama lebaran sudah cukup panjang.
Nah, untuk memonitor kehadiran pegawai, Risma telah
menginstruksikan Inspektorat agar melakukan pengawasan, baik sebelum maupun
setelah cuti bersama. “Bagi yang tidak masuk kerja tanpa keterangan pasti akan
ditindak. Tahun lalu, pemkot bahkan pernah memberhentikan beberapa pegawai
karena indisipliner. Tapi yang ada keterangan resmi dari dokter akan dipertimbangkan
lagi melihat kondisi riil karyawan yang bersangkutan,” tegasnya.
Sementara itu, menyikapi kemungkinan serbuan gelandangan dan
pengemis (gepeng) pasca lebaran, Risma mengaku telah mengantisipasi. Persisnya,
dengan melibatkan masyarakat melalui surat edaran ke RT/RW. Dalam surat edaran
tersebut dijelaskan, bilamana warga mendapati adanya pendatang yang diindikasi
gepeng, dimohon segera melapor ke posko penanganan gepeng Pemkot Surabaya.
Selanjutnya, pemkot akan mengambil tindakan dengan memulangkan mereka (gepeng)
ke daerah asalnya. Upaya tersebut, lanjut Risma, didukung dengan peran lurah
dan camat yang siap memonitor wilayah masing-masing.
Disamping itu, wali kota perempuan pertama di Surabaya ini
juga mengatakan, pemkot telah menyiagakan petugas berpakaian preman di terminal
dan stasiun. Tujuannya, untuk memantau kedatangan gepeng sejak di pintu-pintu
masuk kota. Risma optimis, berbagai langkah antisipasi tersebut mampu
membendung serbuan gepeng yang hendak masuk Kota Surabaya. (*** )