Penutupan Lokalisasi Klakahrejo Dipicu Kebohongan Ketua RW Dan Paguyupan


Surabaya Newsweek- Sekitar jam  18.30 Wib  semua element masyarakat dari pedagang , warga , tokoh masyarakat , mucikari, pengamen, Pekerja Sex komersil di Klakah Rejo Bergejolak menuntut atas deklarasi  penutupan postitusi ( 25 /08 ) bulan yang lalu  yang dianggap masyarakat klakah rejo sebagai bentuk penipuan dan rekayasa  pendataan yang dilakukan oleh Ahmad Ketua RW 2 dan Seger  Ketua Paguyupan  wilayah Klakah Rejo.
Masyarakat merasa belum pernah  diajak bicara tentang penutupan lokalisasi tersebut , hanya saja Ahmad dan Seger menyiasati masyarakat khususnya Mucikari Dan PSK  dengan dalih pendataan rutinitas , namun dengan akal bulusnya ketua RW Dan Ketua Paguyupan pendataan tersebut dirubah menjadi bentuk persetujuan penutupan Lokalisasi di Klakah Rejo .

Saat dikonfirmasi Seger Ketua Paguyupan Wisma Klakahrejo usai temu warga dan pemilik wisma dam PSK  serta Tokoh Masyarakat mengatakan.” Wah uirusan deklarasi penutupan prostitusi langsung saja konfirmasi ketua RW saja mas, saya tidak mau berkomentar dan saya tidak tahu menahu tentang deklarasi penutupan itu,” terang seger dengan nada tersendat- sendat.
Ketika mau dikonfirmasi Ahmad  Ketua RW 02 Klakahrejo sayangnya dia ( Ketua RW 02 – Red), sudah lari ketika mencium adanya wartawan yang meliput  pertemuan tersebut  takut dikonfirmasi.
Terbukti saat usai pertemuan Ahmad dengan Ketua paguyupan Seger  bergegas meninggalkan tersebut hanya ketua paguyupan saja yang beralih tempat di depan Kantor RW 02 , namun dari mulut ketua Paguyupan hanya terkonfirmasi bahwa urusan penutupan tanggung jawab RW 02.
Salah satu Pekerja Sex Komersil ( PSK ), menerangkan kalau  nanti dana yang diperuntukan untuk kita ( PSK- Red ) akan dipotong oleh ketua Paguyupan dan RW  sebesar Rp 1.500.000 – 2.000.000 / PSK ,” terang salah satu PSK yang enggan namanya di publikasikan.
Terlepas dari pemilik Wisma Dan Pekerja Sex Komersi Tokoh Masyarakat  yang bernama Soleh yang juga Pengusaha i Klakahrejo  dengan adanya  Deklarasi penutupan Lokalisasi membuat dirinya merugi sampai puluhan juta rupiah / hari,” ujarnya .
Masih Soleh, walaupun ada penutupan lokalisasi namun tidak serta merta ditutup harus dibicarakan dengan tokoh masyarakat dan yang lainnya yang berkompenten didalam wilayah klakahrejo, dan dampak  ekonominya harus dipikirkan , dari pedagang ,pengusaha dan   masyarakat  bukan hanya pekerja sex komersil dan pemilik wisma  saja  semuanya berdampak , dan itu harus dipikirkan, “ tambah Soleh.
Apalagi Deklarasi penutupan prostitusi diklakahrejo  ada unsur pembohongan yang dilakukan Ketua Paguyupan dan Ketua RW 02, awalnya  untuk pendataan saja  para pemilik wisma dan PSK, ternyata pendataan dan tanda tangan pemilik wisma dan PSK disulap oleh RW  dan Ketua Paguyupan menjadi persetujuan penutupan Lokalisasi lalu dilaporkan ke Pemkot ,” ungkap  Soleh  Tokoh Masyarakat.  
Pemilik Wisma  yang namanya dirahasiakan menerangkan,” memang benar mas deklarasi penutupan lokalisasi belum pernah dibicarakan hanya saja waktu Pak lurah bersama dengan ketua RW dan Ketua Paguyupan hanya berbicara pendataan rutintas bagi pemilik Wisma dan PSK untuk mengantisipasi Wisma baru dab PSK yang tidak terdaftar.” Terang pemilik Wisma.

Kepala Dinas Sosialkota Surabaya  Supomo membantah  terkait  tudingan penutupan Lokalisasi Klakahrejo tidak koordinasi dan sosialisasi dengan pemilik wisma dan para PSK dan Tokoh masyarakat.” wah itu tidak benar mas, semua  sudah sosialisasi ,” bantah Supomo.

Dapat diartikan bahwa penutupan Lokalisasi Klakahrejo yang dilakuan Walikota Surabaya  tidak adanya  sosialisasi dan  terkesan arogan buktinya, deklarasi penutupan yang dilakukan oleh oleh Risma Walikota Surabaya ( 25/ 08) mendapat perlawanan sengit dari sejumlah warga baik dari PSK, Pemilik Wisma , Pedagang dan tokoh masyarakat maupun Forum Komunikasi Masyarakat Lokalisasi Surabaya ( FKMLS ).( Ham )
Lebih baru Lebih lama
Advertisement