TRENGGALEK - Sepekan
terakhir kondisi pesisir selatan Pantai diwilayah Kabupaten Trenggalek sangat
mencemaskan, pasalnya banjir Rob melanda pantai-pantai dikawasan Kota Tempe
Kripik diantaranya Pantai Prigi, Blado dan Konang.
Dampak
dari banjir tahunan ini membuat sejumlah nelayan di Pantai Prigi Kecamatan
Watulimo enggan melaut. Tingginya gelombang air laut, dirasa nelayan untuk
tidak beraktifitas dilautan dan lebih memilih memperbaiki kondisi kapal yang
perlu adanya perbaikan.
Hal
tersebut tentu mengakibatkan harga ikan laut segar menjadi melonjak naik karena
minimnya nelayan yang mencari tangkapan ikan dilautan. Arus perekonomian
disektor pariwisata inipun praktis berhenti total.
“Siapapun
pasti lebih memilih tidak melaut dibandingkan dengan mencari ikan tetapi
resikonya adalah nyawa. Ombak yang cukup tinggi menjadi faktor pemicu utama,
nelayan di Pantai Prigi tidak melaut,” ucap Nuryatim salah satu nelayan, saat
dikonfirmasi, Jumat (10/06).
Menurutnya,
ketinggian ombak yang mencapai 4 meter menjadikan sejumlah nelayan enggan
mengambil resiko tinggi jika tetap memilih untuk melaut.
Para
nelayan lebih mengutamakan keselamatan ketimbang memilih resiko yang bisa
membahayakan nyawanya. Namun, meski tidak melaut, nelayan-nelayan ini juga
tidak berdiam diri saja melainkan melakukan aktifitas didaratan seperti
membenahi kerusakan pada perahu jenis porsein atau perahu slerek miliknya.
“Dampaknya
harga ikan-ikan segar di Tempat Pelelangan Ikan menjadi sedikit naik, bisa
mencapai 2-3 kali lipat dari harga biasanya. Dan kondisi seperti ini
diperkirakan terjadi hingga sepekan kedepan,” tegas Yatim sapaan akrabnya.
Sebelumnya, masih terang Yatim, hampir seluruh pesisir
pantai selatan di Kabupaten Trenggalek terserang banjir Rob. Akibatnya sejumlah
warung dan infrastruktur jalan didaerah wisata tersebut terendam banjir. (hrd)