LAMONGAN -
Tak seperti biasanya, siapapun masuk ke kantor Dinas Pendidikan Kab. Lamongan, tak
terkecuali orang pendidikan sendiri harus mengisi buku tamu. Namun, kebiasaan
seperti ini tiba-tiba berubah drastis,
belakangan benar-benar dijaga ketat. Selain ada dua orang resepsionis, juga ada
tambahan satpam.
Ketiganya siap menyetop
siapapun yang coba-coba masuk ke kantor Dinas Pendidikan kota soto
itu, tanpa memberi laporan rinci pada petugas penjaga. Siap-siap anda akan dikeluarkan ?!
Bahkan,
disaat mau menuju kantin belakang, tamu wajib lapor. Ada apa tiba-tiba
peraturannya dirombak seperti itu?
Bukan
hanya mengisi buku tamu, tapi juga siap-siap menjawab sejumlah pertanyaan
petugas penjaga layaknya diinterogasi.
Tak hanya berakhir dengan
meninggalkan kartu tanda penduduk (KTP) tapi juga kartu identitas lain sesuai
profesi tamu yang akan menemui pejabat sampai staf di diknas pendidikan
tersebut.
“Masa
saya ini warga Lamongan,
hampir setiap seminggu atau dua minggu sekali ada keperluan menemui orang-orang
Diknas, apalagi hampir
semua pejabat dan staf di kantor itu, sudah kenal baik dengan saya. Lha, tadi (hari Rabu,22/Maret) saya masuk
dihentikan, ditanya thetek bengek,
mulai dari nama, alamat, keperluan, profesi.
Kalau mau ketemu dengan
pak Anu keperluan apa, penting apa tidak penting, sudah itu harus menjaminkan
KTP dan identitas lain sesuai profesi saya, ini kan menciptakan tradisi yang
tidak baik,” kata Kaji Mat, warga Lamongan.
Menurut
haji Mat, aturan sepertu itu sangat tidak benar, apalagi ini kantor pendidikan
yang harus lebih banyak melayani dan memberi pendidikan yang baik kepada
masyarakat. “Lha kok Kadis
baru, aturannya menjadi seperti ini,” tandasnya.
Pantauan
Sb.Newsweek.com, tampaknya
perlakukan ketat dan kaku di kantor Diknas tersebut, tak hanya berlaku untuk orang luar, bahkan orang di lingkungan Diknas sendiri banyak
yang mengeluhkan cara memperlakukan tamu yang terkesan tak mendidik yang penuh
kecurigaan tersebut. Beberapa pengawas dan Kasek
juga mengeluh hal yang sama.
“Diperlakukan
seperti itu, saya tantang balik, saya ini orang pendidikan, tugas saya pengawas
dan sudah puluhan tahun, kok diinterograsi mau ketemu siapa, meninggalkan kartu
identitas segala macam. Terus terang saya kecewa!,” ujar Yono Warok, salah seorang
pengawas senior TK/SD di Dinas
Pendidikan setempat.
Yang
lucu, ada kasek SD yang ketika masuk ke kantor Dinas Pendidikan
sedang berpakaian biasa (batik) karena akan mengikuti rapat, tiba-tiba dihadang
oleh satpam dan dua penjaga lainnya, ditanyai macam-macam. Kadis Pendidikan
Lamongan, Adi Suwito hingga berita ini ditulis belum berhasil dikonfirmasi.
Dihubungi via HP-nya juga sedang tidak aktif.
Namun
sumber yang layak dipercaya di kantor Diknas
menyebut, bahwa perlakuan untuk setiap tamu yang masuk ke kantor Diknas lamongan yang
belakangan menjadi perbincangan ini, baru diterapkan setelah ganti Kadis baru. “Sebelumnya, sudah ada
tamu wajib menulis buku tamu, tapi belakangan ini kok malah ketat dan kaku,
ditanya macam-macam, dan itu juga berlaku untuk orang-orang Dinas Pendidikan sendiri,” cetusnya.
“Saya
terus terang tidak tahu, ini kebijakannya siapa, tapi pastinya, SOP-nya mungkin
seperti itu,” kata sumber yang enggan disebut namanya tersebut menambahkan. (Mas)