PROBOLINGGO - Kabupaten
Probolinggo masih berkutat dalam kemiskinan, bahkan merupakan salah satu daerah
dengan tingkat kemiskinan cukup tinggi di Jawa Timur. Menyadari ketertinggalan
daerahnya, Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari, memaksimalkan peran para
pendamping pekerja sosial.
Dorongan tersebut diungkapkan dalam
rapat koordinasi (rakor) dan evaluasi Program Keluarga Harapan (PKH) bersama
Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) yang digelar Dinas Sosial (Dinsos)
Kabupaten Probolinggo di Gedung Joyolelono Kabupaten Probolinggo, Rabu
(5/7/2017).
Dijelaskan, bahwa pekerja sosial
dimaksud adalah operator dan pendamping PKH, Tagana, TKSK, Karang Taruna, Forum
PSM, Forum LKS, pengurus LK3 serta pendamping Aslut. Masing-masing memiliki
tugas dan peranan dalam mengatasi permasalahan sosial terutama menyangkut
kemiskinan di Kabupaten Probolinggo.
“Jika dilaksanakan dengan baik, maka
pengurangan kemiskinan, peningkatan kesejahteraan dan permasalahan sosial,
Insya Allah mampu kita laksanakan untuk menekan dan menguranginya. Pasword ini
penting agar semangat dan bangga menjadi bagian dari pilar kesejahteraan
sosial,” ujar Tantri.
Lebih lanjut dikatakan oleh Tantri,
sebagaimana konteks 8 (delapan) pilar terkait kesejehtaraan sosial, maka
ditegaskan adanya kewajiban memperkuat komunikasi, diantaranya dengan kegiatan
silaturahim dengan kepala desa, perangkat desa hingga kecamatan.
“PR (Pekerjaan Rumah) kita saat ini
adalah mari kita rubah pelan-pelan perilaku hobi tangan dibawah menjadi hobi
tangan diatas. Insya Allah manakala bersama-sama, saya yakin mampu. Kuncinya
ikhlas, tingkatkan silaturahim dan kerja sama serta tingkatkan kinerja,”
pungkasnya.
Dalam kesempatan tersebut Bupati
Tantri memberikan instruksi untuk meningkatkan kinerja sehingga tugas dalam
menyelesaikan permasalahan sosial mampu dipecahkan. Masih banyak hal
permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat yang belum mampu diselesaikan
bersama. Salah satu contohnya adalah terkait masalah kemiskinan.