BANYUWANGI -
Bersama Progam sistem ELECTRONIC
VILLAGE BUDGETTING (e-VB), atau sistim Aplikasi Tahnologi Informasi yang berbasis
Wabsite, yang dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk inovasi
pelayanan masyarakat dengan cepat, yang akhirnya Pemerintah Kabupaten
Banyuwangi mendapat penghargaan Top 40 dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik
(SINOVIK), dari Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi RI (Menpan-RB).
Penghargaan Top 40 Sinovik diserahkan langsung oleh
Menteri Kordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Puan Maharani kepada Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko pada hari Jum’at (25/8) di
Sadion Manahan Solo. Sebelumnya program EVG telah memperoleh penghargaan
Top 99 Inovasi Layanan Publik Nasional. Setelah dari hasil penelian lanjutan
tim dari Kemenpan R-B dalang langsung ke Banyuwangi, akhirnya inovasi Pelayanan
Publik kabupaten yang berada ujung timur Pulau Jawa ini masuk ke Top 40 Inovasi
Pelayanan Publik.
Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko pada hari Sabtu (26/8) lalu menjelaskan bahwa
pihaknya sangat senang bahwa Program EVB ini terus diapresiasi, baik oleh pemerintah
pusat, ini merupakan penghargaan pusat untuk daerah, sekaligus menjadi semangat
untuk terus maju berinovasi menciptakan pelayanan publik terbaik. Diharapkan,
inovasi ini bisa bermanfaat lebih luas. “ kedepannya dapat diduplikasi seluruh
daerah di Indonesia.” Ungkapnya.
Aplikasi EVB merupakan inovasi penganggaran pemerintah
desa yang mengintegrasikan mulai Perencanaan, Tata kelola, Pelaporan, hingga
evaloasi dengan teknologi informasi yang bisa diakses secara luas melalui Internet.
Sistem ini menyinergikan keuangan dan pembangunan di tingkat pemerintahan desa
dengan pemerintah kabupaten, sehingga tercipta keselarasan, dan tidak bisa ada
intervensi program di tengah jalan. Pengawasan juga dilakukan melalui sistem lengkap
dengan titik koordinat dan gambar perkembangan proyek pembangunan, sehingga
menutup celah adanya proyek ganda atau fiktif.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan,
melalui sistem ini kontrol atas pemanfaatan dana desa bisa dilakukan setiap
saat tanpa harus datang ke setiap desa. Petugas bisa Petugas tahu progres pekerjaan hingga ke pelosok desa, lengkap
dengan foto dan titik lokasinya melalui Google map, sehingga tidak bisa ada
proyek fiktif.
“ Jadi sistem ini bisa memangkas mata rantai
penyusunan dan pengawasan anggaran secara manual di level desa. Ini membuat
proses pengawasan bisa lebih efektif dan efisien, mengingat wilayah kabupaten
Banyuwangi yang sangat luas.“Bahkan jarak tempuh dari satu desa ke desa yang
lainnya bisa mencapai 3 jam perjalanan. Sehingga pengawasan secara manual
dirasa sangat idak efektif karena membutuhkan waktu cukup lama.” Katanya.
EVB diterapkan sejak 3 tahun yang lalu, telah
banyak menarik perhatian dari berbagai Daerah di Indonesia, sehingga banyak
pemerintah daerah yang datang ke Banyuwangi untuk belajar intens tentang sistem
pengelolahan keuangan desa. Seperti Pemkab Muara Enim, Pemkab Dairi, Pemkab
Serdang Bedagai, dan masih banyak lagi. “Bahkan beberapa diantaranya juga telah
tertarik melakukan MoU untuk mereplikasi sistem EVB.” Tambahnya. (jok)