Surabaya Newsweek- Selain penanganan orang terlantar dan
penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), Dinas Sosial (Dinsos) juga memiliki
program kepedulian terhadap lingkungan warganya, salah satunya pembuatan MCK.
Program ini, dibuat karena sebagian besar warga surabaya masih menggunakan
sungai sebagai tempat pembuangan tinja/kotoran.
Kepala Dinas
Sosial (Dinsos) Kota Surabaya Supomo menjelaskan, program pembangunan MCK
merupakan bentuk kepedulian dan kerjasama antara Dinsos dan Dinkes terhadap
kebersihan sanitasi lingkungan.
"Harapannya
ke depan supaya mereka tidak lagi buang BAB ke sungai, sehingga tidak membuat
cepatnya sedimen (pengendapan) pada
sungai," kata Supomo..
Saat ini, lanjut
Supomo, Pemkot beserta jajaran terus berupaya menggugah kesadaran masyarakat
secara berjenjang untuk mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat. Dari
hasil survey, kata dia, masih banyak warga surabaya yang belum memiliki tempat pembuangan
sendiri. "Nanti di PAK akan ditambahi lagi," imbuhnya.
Kendati demikian,
Supomo mengaku bahwa pembangunan MCK dalam waktu dekat sifatnya dibuat situasional.
Artinya, apabila setiap rumah tidak bisa dibuatkan septic tank, maka akan
dibuatkan komunal (septi tank dengan ukuran yang lebih besar). “Diharapkan
dengan adanya perbaikan-perbaikan semacam ini, warga surabaya lebih sadar akan
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan,”
ungkap Kadinsos.
Lebih lanjut,
Supomo menyampaikan beberapa syarat yang harus di penuhi warga Surabaya apabila
ingin mengajukan bantuan pembangunan MCK. "Ajukan dulu ke dinsos, selanjutnya
akan kita lakukan verifikasi untuk meihat apakah warga tersebut asli penduduk
Surabaya, warga tidak mampu dan terakhir memastikan status kepemilikan rumah miliknya
sendiri," urainya.
Adapun data yang dihimpun dari Dinsos di tahun
2017 terdapat sekitar 200 MCK yang sudah dibagun. Sedangkan tahun 2018, Dinsos
menargetkan 1000 MCK selesai dengan alokasi dana per tiap unit jamban sebesar
Rp 3 juta.( Ham )