Surabaya NewsWeek- Acara Gathering “positif bermedia social”
yang digelar oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan (Kemenko PMK) dibuka langsung oleh Walikota Surabaya Tri
Rismaharini, di salah satu hotel di Surabaya, Senin (22/4/2019).
Dalam acara tersebut,
Wali Kota Risma mengajak para pegiat media sosial serta komunitas dan netizen,
untuk melanjutkan perjuangan para pahlawan dengan cara positif dalam bermedia
sosial.
“Anak-anak muda
semuanya. Ayo kita lanjutkan perjuangan para pejuang yang telah susah payah
mendirikan negara ini. Jangan sia-siakan apa yang telah mereka lakukan. Salah
satunya dengan cara kita berbuat baik untuk negeri ini dan positif bermedia
social,” papar Wali Kota Risma saat meresmikan acara tersebut.
Risma juga mengajak
para pegiat media social itu untuk berfikir. Awalnya, dia menanyakan untungnya
menyebarkan hal-hal negatif atau pun hoax kepada orang lain. Ia memastikan
bahwa setiap kebohongan itu tidak akan langgeng dan tidak akan bertahan lama.
“Coba kita lihat,
renungkan, apakah diri kita kemudian menjadi besar karena orang lain jelek
karena kata-kata kita? Oke, mungkin kita akan jadi besar, tapi pasti itu tidak
akan langgeng karena kebohongan itu tidak akan bisa bertahan lama. Jadi, untuk
apa kita menyakiti orang lain?” ungkapnya.
Masih Risma, kita tidak
boleh merasa paling benar, karena kebenaran sejatinya hanya milik Tuhan.
Bahkan, ia memastikan bahwa setiap manusia itu dilahirkan dengan membawa
kelebihan dan kekurangan.
“Jadi, dibalik
kekurangan seseorang pasti terdapat kelebihan. Begitu pula dengan kita, pasti
kita juga punya kekurangan, termasuk saya,” ujarnya.
Wali Kota Surabaya juga
menanyakan, apakah tidak menyesal, apabila waktu yang tersisa dalam hidup hanya
digunakan, untuk menyebarkan hal-hal negatif, kepada orang lain. Sebab,
pemberian Tuhan yang tidak akan pernah terulang adalah waktu. Ia pun
“mengamini” bahwa, waktu adalah uang, sehingga harus dipergunakan waktu itu
sebaik mungkin.
“Sayang kalau waktu
kita hanya dibuat menyebarkan hal-hal negatif. Kalau saya, bangun tidur sudah
bisa berpikir akan melakukan ini dan melakukan itu, setelah ini akan
mengerjakan itu dan itu. Kalau saya tunda besok, belum tentu bisa seperti
sekarang ini,” tandasnya.
Saat itu, Wali Kota
Risma juga mengajak para pegiat media social itu untuk berpikir dan
membayangkan apabila media sosialnya digunakan untuk menyebarkan hal-hal
positif bagi orang lain. Ia juga mengaku memiliki media social yang hanya
digunakan untuk memperlancar kinerja di pemerintahan.
“Coba bayangkan kalau
kita memberikan hal-hal positif kepada orang lain. Hal sepele misalnya
mengabarkan kalau ada kecelakaan, dan kita jajaran pemkot datang membantu
menyelamatkan orang yang kecelakaan itu. Karena mungkin dia kepala keluarga,
akhirnya dia bisa selamat dan bisa bekerja kembali demi keluarga. Jadi ayo
mulai sekarang gunakan media social untuk hal-hal positif,” kata Risma.
Sementara itu, Deputi
Bidang Koordinasi Kebudayaan Nyoman Shuida mengatakan selama sebulan ini sudah
merasakan dahsyatnya perkembangan media social, terutama saat pesta demokrasi
atau pemilu. Bahkan, sampai saat ini media social itu terus bergemuruh dan
begitu besar pengaruhnya dalam menggiring opini masyarakat dan mempengaruhi
segala sesuatu yang berkaitan dengan tatanan social masyarakat.
“Tentunya, hal ini
tidak bisa kita cegah, yang kita bisa lakukan adalah kita bisa memanfaatkan
atau memakai media social dengan bijak,” kata Nyoman.
Alasan memilih Kota
Surabaya lanjut Nyoman, sebagai pelaksanaan gathering ini. Diantaranya karena
sosok Wali Kota Risma yang telah memimpin Kota Surabaya selama dua periode dan
bisa membawa Surabaya ke kancah Internasional. Bahkan, sudah banyak prestasi
yang ditorehkan oleh Wali Kota Risma, baik di nasional maupun di tingkat dunia.
“Ketika kami di PU,
yang namanya kinerja pemerintah daerah di bidang pekerjaan umum, itu Bu Risma
sampai tidak diperkenankan mengikuti kejuaraan-kejuaraan atau event nasional
lagi, karena semua penghargaan di bidang penataan kawasan kumuh dan lingkungan
permukiman, itu disapu bersih oleh Bu Risma. Itu yang membuat kami memilih
Surabaya,” papar dia.( Ham )