Surabaya - Wali Kota
Surabaya Tri Rismaharini berjanji, untuk mengunjungi semua keluarga anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan
Suara (KPPS) yang meninggal, terus dipenuhi. Wali kota Kota Surabaya itu, terus
menyisir keluarga-keluarga KPPS yang sedang berduka.
Minggu (13/05/2019). Wali
Kota Risma masih menyempatkan waktu untuk takziah ke keluarga Almarhum
Suhardiman, 48 tahun, di Jalan Simokerto no gang 4 No 44 Kelurahan Simokerto,
Kecamatan Simokerto, Surabaya Almarhum Suhardiman merupakan anggota KPPS 17
Kelurahan Simokerto, Kecamatan Simokerto.
Pekerjaan
sehari-harinya adalah pengemudi ojek online di Surabaya. Suhardiman hidup
dengan seorang istri bernama Santi (43) dan dua anaknya Hardi Wijaya (22), Neza
Aulia (12). Ia menghembuskan nafas terakhir pada Sabtu (27/04/2019).
Dengan mengenakan
batik dan balutan hijab berwarna biru, Wali Kota Risma terlihat sedih saat
mengunjungi keluarga almarhum. Saat itu, ia ditemui istri almarhum di teras
rumahnya. Pada pertemuan itu, Wali Kota Risma langsung menanyakan keadaan
keluarga dan apa yang dikeluhkan suaminya sebelum meninggal. “Bagaimana bu…
kronologinya?,” papar Wali Kota Risma kepada istri almarhum.
Setelah mendengarkan penjelasan
Santi, Wali Kota Risma langsung memutuskan untuk membantu biaya sekolah anak
kedua almarhum yang saat ini masih duduk di bangku SMP.
“Ini putrinya bu?
kelas berapa? Sekolah yang pinter ya. Biar jadi orang sukses. Nanti soal biaya
tidak perlu khawatir. Pokoknya tugasmu sekolah yang rajin,” ujar Wali Kota
Risma kepada Neza yang saat itu bersalaman dan mencium tangan Wali Kota Risma.
Selain membiayai
sekolah hingga lulus SMP, Wali Kota Risma juga memberikan bantuan kepada anak
pertama almarhum yang bernama Hardi (22). Saat ini, Hardi bekerja sebagai
karyawan restoran dan Wali Kota Risma berencana akan memindahkan Hardi untuk
bekerja di kantor Pemkot Surabaya.
“Nanti yang pertama
pindah pemkot saja, nanti ada staff saya yang akan datang untuk membantu dan
menyiapkan semuanya, ibu tidak usah khawatir. Allah punya rencana yang indah
untuk kita semua,” tandasnya.
Selain santunan dana
dan bantuan untuk anak-anak almarhum, ternyata masih belum cukup membuat Wali
Kota Risma lega. Sehingga, ia pun berencana ingin membantu istri almarhum
untuk berjualan di depan rumahnya yakni meracang (kebutuhan
bumbu dapur). Bagi Wali Kota Risma, hal itu sangat penting supaya Santi masih
bisa memberikan nafkah kepada anak-anaknya.
“Panjenengan (anda)
saya buatkan toko untuk jual meracang di sini. Sambil kerja masih bisa mengurus
rumah dan memantau anak-anak, pokoknya berdoa tidak lupa berdoa Allah sayang sama
hamba-hambanya yang terus memohon, asal kita mau berusaha segala kesulitan
selalu ada jalan,” ujarnya.
Santi menjelaskan
bahwa suami mengeluh sakit di bagian dada pada Rabu (17/4/2019) setelah
bertugas di TPS 17. “Sejak hari itu, dadanya sering terasa sakit, tapi tidak
begitu dirasakan. Terus pada Jumat (26/4/2019), suami saya cerita kalau kambuh
lagi. Saya kerokin, Tiba-tiba saat saya masak didapur Sabtu pagi (27/4/19)
pukul 08.30 sudah tidak ada. Saya bawa ke RS Soewandhi sudah tidak tertolong,” kata
Santi
Oleh karena itu, Santi
sangat berterima kasih kepada Wali Kota Risma yang bersedia menyekolahkan anak
keduanya dan memberikan pekerjaan yang sangat layak untuk anak pertamanya.
Bahkan, ia sangat bersyukur apabila Wali Kota Risma membangunkan toko untuk
jualan meracang.
“Saya matur
nuwun (terima kasih) sudah dibantu menyekolahkan anak, dan dibantu mencarikan
jalan keluar yang saya hadapi, bapaknya di sana pasti akan tenang, terimakasih
Bu Risma,” tambahnya.( Ham )