Surabaya - Pada debat publik pertama Pilkada Surabaya, Calon Wali Kota Surabaya Machfud Arifin mengkritik penanganan Covid-19 di Kota Pahlawan. Meski Wali Kota Tri Rismaharini dan jajarannya tiada henti melakukan tes swab masif hingga menyiapkan fasilitas isolasi memadai, Machfud tetap menyerang. Bahkan, dia membawa nama Presiden RI Joko Widodo yang disebut Machfud pernah menyatakan Surabaya berstatus zona hitam penyebaran virus corona. Data kemudian berbicara bahwa Presiden Jokowi tak pernah mengatakan Surabaya sebagai zona hitam.
"Presiden sempat menyatakan bahwa Surabaya bukan lagi zona merah, tapi zona hitam," kata Machfud dengan tegas.
Aksi Machfud itu pun langsung menuai kritik pedas dari netizen.
“Lucu banget nih nonton debat calon walikota di JTV. Hari gini masih aja bahas Surabaya zona hitam, yo opo pak nomer loro iki,” kritik @donopradana yang juga seorang influencer di akun Twitter-nya yang memiliki 73.200 followers. Nomor urut 2 adalah nomor pasangan Machfud Arifin dan Mujiaman di Pilkada Surabaya.
Netizen lainnya pun menimpali. “Walah data manipulasi ae dipercoyo. Dibahas sisan wkwkwk wis gak masuk blas iki paslon nomor loro,” cuit @nadyafairuzz.
Puluhan komentar juga tersaji menyoroti pernyataan Machfud yang disebut tidak berdasar.
Sementara itu, salah seorang Relawan Jokowi yang juga Ketua Jaringan Kemandirian Nasional (JAMAN) Surabaya, Nisa Izzati, membantah Presiden Jokowi pernah menyatakan jika Surabaya masuk zona hitam Covid-19. "Sepengatahuan saya, tidak pernah Presiden berucap seperti itu," ujarnya.
Apalagi, kata Nisa, berdasarkan aturan di Gugus Tugas Covid-19 tidak ada yang namanya istilah zona hitam, yang ada hanya merah.
"Jika ada yang menyebut Surabaya zona hitam, menurut saya itu terlalu lebay. Saya kira jika Pak Machfud bilang Surabaya zona hitam, itu terlalu lebay," tambahnya. ( Ham)