Malang - SMP Negeri 1 Singosari meraih penghargaan sebagai Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) Paripurna dari Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (BKKBN). Penghargaan ini diberikan karena SMPN 1 Singosari dinilai telah berhasil mempersiapkan siswanya menjadi agen perubahan yang sadar akan dinamika kependudukan,
Kepala Sekolah SMPN 1 Singosari, Ana Purwati menegaskan, apresiasi Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) adalah bentuk penghargaan yang diberikan kepada sekolah yang telah berhasil mengimplementasikan program SSK dengan baik.
“ SSK sendiri merupakan program dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang bertujuan untuk mengintegrasikan pendidikan kependudukan ke dalam kurikulum sekolah. Program ini membekali siswa dengan pengetahuan tentang isu-isu kependudukan, kesehatan reproduksi remaja, dan perencanaan masa depan, “jelas Ana
Dikatakan Ana, manfaat Apresiasi SSK bagi Sinesa (SMPN1 Singosari akan meningkatkan kualitas pendidikan kependudukan di sekolah serta memperoleh pengakuan atas upaya sekolah dalam mengimplementasikan program SSK. Selain itu akan menjadi contoh bagi sekolah lain dalam pengembangan program SSK.
“Sementara bagi siswa akan meningkatkan pemahaman tentang isu kependudukan dan membentuk karakter generasi berencana yang peduli terhadap masa depan bangsa, Di sisi lain meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan reproduksi remaja yang pada gilirannya akan mempersiapkan siswa menghadapi tantangan global terkait kependudukan,” ungkap Ana.
Ana menyatakan bangga bahwa jerih payahnya bersama bapak Ibu guru yang mendukung program SSK telah mendapatkan apresiasi. Mengingat, tujuan SSK yang sangat penting diterapkan pada generasi muda saat ini dengan menyiapkan generasi muda yang memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang isu-isu kependudukan.
“Program ini akan mengurangi permasalahan remaja seperti narkoba, seks bebas, dan pernikahan dini. Utamanya membentuk generasi yang berencana dan siap menghadapi tantangan masa depan. serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia untuk mencapai Indonesia Emas 2045,” jelasnya.
Menurut Ana, Sekolah Siaga Kependudukan telah menyiapkan Generasi Emas yang peduli, terencana dan berkualitas. Bagi peserta didik, SSK memberikan manfaat nyata, di antaranya meningkatkan literasi kependudukan sejak usia sekolah.
Sekolah Siaga Kependudukan. Ini adalah sebuah program sekolah yang mengintegrasikan pendidikan kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga ke dalam berbagai mata pelajaran dan kegiatan belajar mengajar.
materi tentang kependudukan sebagai mata pelajaran baru, tetapi juga mengintegrasikannya ke dalam berbagai mata pelajaran yang sudah ada, baik intrakurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler.
Menciptakan Pojok Kependudukan
Ana mengatakan, SSK memiliki "pojok kependudukan" atau "population corner" yang berisi berbagai sumber belajar tentang kependudukan, seperti buku, leaflet, dan informasi digital.
SSK bertujuan untuk membentuk generasi muda yang memiliki pemahaman tentang isu-isu kependudukan, mampu membuat perencanaan kehidupan yang baik, dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya. .
Pendek kata, ujar Ana, SSK adalah upaya untuk menjadikan sekolah sebagai pusat pembelajaran yang komprehensif tentang kependudukan, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang lebih baik.
“Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) perlu memenuhi beberapa kriteria agar dapat beroperasi dengan efektif. Secara umum, SSK harus memiliki program yang terintegrasi dengan kurikulum, melibatkan kegiatan ekstrakurikuler, menyediakan fasilitas seperti pojok kependudukan, dan melibatkan seluruh warga sekolah. Selain itu, pelatihan guru dan tenaga pendidik serta pembentukan PIK-R (Pusat Informasi Konseling Remaja) juga menjadi bagian penting,” kata Kasek yang hambel.
Ana menyebutkan, materi yang dibahas meliputi pertumbuhan penduduk, migrasi, bonus demografi, kesehatan reproduksi remaja, dan isu-isu kependudukan lainnya. Proses belajar mengajar harus disesuaikan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah terintegrasi dengan materi kependudukan.
“Sekolah perlu mendorong pembentukan klub atau kelompok siswa yang fokus pada isu-isu kependudukan, seperti Genre (Generasi Berencana). Klub atau kelompok tersebut dapat mengadakan diskusi, lomba, aksi sosial, dan kegiatan lain yang berkaitan dengan kependudukan,” tegasnya menutup perbincangan, (Sha)