Stiker Berisi Hasutan Kader PDIP Dilaporkan ke Polrestabes Surabaya

 


Surabaya - Warga Petemon, Surabaya,  Kongko Windani, melaporkan ke Polrestabes Surabaya atas temuan stiker berisi hasutan dan provokasi terhadap kader PDI Perjuangan. Stiker tersebut ditempelkan di wilayah Petemon, Surabaya. 


Kongko Windani, bersama kader Kepala Badan Bantuan Hukum dan Advokasi Rakyat (BBHAR) PDIP Surabaya Arif Budi Santoso, membawa stiker tersebut kepada pihak kepolisian untuk dijadikan barang bukti. 


Arif Budi Santoso menjelasakan, laporan ini bermula pada  peristiwa Jumat  (17/9) dinihari,  sekitar pukul 01.00 WIB di kawasan Jalan Petemon Barat hingga Jalan Petemon Gang III. Ketika itu, ada beberapa orang yang menempelkan stiker di tiang listrik, tembok-tembok dan tempat strategis kawasan basis pendukung PDIP tersebut


Striker tersebut bergambar Wakil Wali Kota Surabaya, Whisnus Sakti Buana yang sedang duduk di punggung banteng. Sementara, di sebelahnya ada gambar mantan Kepala Bappeko Surabaya, Eri Cahyadi, duduk di atas sofa. 


Stiker tersebut diberi tulisan: ”Jare Mak’e, Gak Perlu Jadi Walikota. Tumpakno Replika Banteng Wes Seneng”.


"Ini kan semacam hasutan, mengadu domba antar kader PDI Perjuangan. Akhirnya kita amankan mereka. Kita copot stiker yang sudah tertempel, kurang lebih ada 500 biji. Yang belum tertempel, juga kita sita," kata Arif.


Dua orang yang diamankan oleh warga adalah Januar Johan Ramadhan dan Kristianto.


"Waktu kita tanya, ternyata mereka  disuruh seseorang bernama Jimmy. Akhirnya kita panggil Jimmy. Jimmy ngakunya juga disuruh orang. Alasannya untuk memperkuat kader PDIP. Ini tidak masuk akal. Jimmy kita suruh untuk memanggil orang yang menyuruhnya, tetapi malah tidak kembali," lanjut Arif. 


Atas dasar itulah, kasus itu akhirnya dilaporkan ke Polrestabes Surabaya dan Bawaslu kota Surabaya. Arif berharap, dengan temuan stiker tersebut, diharapkan agar kader kader PDIP tidak mudah terhasut dan terprovokasi. Sebab, lanjut Arif, stiker semacam itu kabarnya juga bertebaran di wilayah tengah kota.


"Makanya, kalau ada kader yang menemukan itu, tolong dicopot saja, dan laporkan kepada kita," tutup Arif. ( Ham)

Lebih baru Lebih lama
Advertisement