Pemkot pakai APBD Untuk Jamkesmas Mati




           
Esty Martiana Rachmi 
            Surabaya Newsweek – Warga Surabaya jangan berkecil hati dan bersedih,  bagi masyarakat yang menerima kartu jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas) , khusus warga Surabaya yang tahun ini  tidak tercover Pemkot Surabaya akan menjamin dengan mengunakan APBD.
            Perlu diketahui penerima kartu jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas). Pada tahun 2008, jumlah sasaran jamkesmas ditetapkan sebanyak 458.621 jiwa, sedangkan tahun 2012 lalu datanya turun menjadi 387.392 orang.

            Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Esty Martiana Rachmi mengatakan, dari 387.392 jiwa itu, yang berstatus warga Surabaya hanya 142.662 orang. Sisanya penduduk musiman yang bertempat tinggal di Surabaya.
            Terkait hal ini , Esty mencoba meluruskan. Bahwa yang menentukan siapa saja penerima jamkesmas adalah pemerintah pusat dengan didanai APBN. Penentuannya mengacu dari data Badan Pusat Statistik (BPS). Dinkes Surabaya hanya dipasrahi untuk membagi kartu jaminan layanan kesehatan tersebut.
            “Kami menyadari jamkesmas ini sangat rawan polemik. Apalagi kalau yang dulu dapat sekarang tidak dapat. Meskipun ada pula yang sebelumnya tidak dapat sekarang malah masuk data penerima jamkesmas. Itu semua menjadi kewenangan pusat. Yang pasti, apapun yang terjadi kartu ini harus dibagi sesuai datanya,” terang Esty kepada para wartawan di kantor Bagian Humas Pemkot Surabaya, Kamis (28/2).
            Masih Esty , yang sebelumnya menerima jamkesmas namun kali ini tidak masuk database jumlahnya mencapai 199.313. Setelah dirinci, dari sekian itu yang merupakan warga Surabaya hanya 26 persen, atau 53.778 jiwa. Pemkot memberikan solusi akan tetap menjamin mereka yang sebelumnya mendapat jamkesmas tapi sekarang tidak, dengan dana APBD. “Dengan catatan yang ditanggung adalah warga dengan KTP Surabaya,” imbuhnya. Soal nama, Esty menuturkan pihaknya masih memikirkan dan mematangkan konsepnya.
            Sebagai informasi, kartu jamkesmas lama dinyatakan tidak berlaku lagi per 1 Maret 2013. Sementara pencetakan kartu jaminan pelayanan kesehatan baru yang digodhok pemkot butuh waktu. Sebab, pembuatan kartu perlu proses klarifikasi ke lapangan. Di sisi lain, orang sakit tidak bisa menunggu.
            Menyikapi ini, Dinkes menerapkan masa transisi. Warga untuk sementara bisa memanfaatkan jamkesmas non-kuota. Syaratnya, warga mengurus surat keterangan tidak mampu (SKTM) dengan membawa kartu jamkesmas yang lama.
            Jamkesmas non-kuota adalah layanan kesehatan inisiatif Pemkot Surabaya untuk mewadahi warga yang tidak tercatat BPS. Dikatakan Esty, banyak fakta di lapangan, yang sebenarnya miskin malah tidak terpantau BPS. Dari segi alokasi anggaran, tiap tahun jamkesmas non-kuota selalu mengalami peningkatan. Pada 2011, pemkot menganggarkan Rp 91 miliar Jumlahnya naik pada 2012 yakni Rp 101 miliar. Tahun ini, dana jamkesmas non-kuota meningkat drastis mencapai Rp 120 miliar.




            Sementara itu, Kabag Pemerintahan Imam Siswandi menyatakan, fasilitas kesehatan yang diberikan pemkot bagi warga Surabaya memang sangat diminati. Sehingga, kemungkinan banyak yang mencoba bertindak curang demi mendapatkan pelayanan ini, meskipun yang bersangkutan bukan warga Surabaya. Salah satu modusnya, kata Imam, dengan meminjam kartu keluarga (KK) warga Surabaya. “Kebetulan pemilik KK punya anak yang seumuran dan berjenis kelamin sama dengan anak yang sedang sakit, tapi bukan warga Surabaya,” terangnya.
            Untuk itu, ia menekankan pemkot tak segan menempuh langkah tegas sebab menurutnya hal itu sudah masuk ranah pidana, tergolong pemalsuan dokumen. “Kami sudah sosialisasi kepada para lurah. Ini semata untuk memastikan bahwa layanan kesehatan benar-benar diperuntukan bagi mereka yang berhak,” pungkas Imam. ( Ham )
Lebih baru Lebih lama
Advertisement