Apel rutin karyawan Pemerintah Kota Surabaya pada Senin
(24/6) pagi menjadi apel terakhir bagi Bambang Dwi Hartono (BDH) selaku Wakil
Wali Kota (Wawali). Bertindak sebagai pemimpin apel, Bambang menyampaikan
ucapan terima kasih sekaligus berpamitan kepada segenap pegawai pemkot.
“Hari ini adalah terakhir kali saya memimpin apel. Saya
mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kerjasama rekan-rekan sekalian sejak
pertama kali saya berkiprah di Pemkot Surabaya hingga sekarang,” katanya.
Pada kesempatan itu, Bambang mengajak flashback mengenang masa-masa awal dirinya menjadi pejabat di
lingkup Pemkot Surabaya. Sejak tahun 2000, dia menjadi bagian pembangunan kota
sebagai wakil wali kota, ‘berduet’ dengan wali kota yang kala itu dijabat alm.
Sunarto Sumoprawiro. Baru pada 2002, Bambang resmi menjadi orang nomor satu di
Pemkot Surabaya. Dia kembali memimpin pemkot untuk periode 2005-2010.
Di pengujung karirnya sebagai wakil wali kota, Bambang
mengaku antara puas dan tidak puas. Puas lantaran banyak perubahan yang
dihasilkan demi kebaikan kota. Diantaranya, mengembalikan fungsi sarana dan
prasarana kota. Dia memisalkan, bagaimana trotoar dan jalan berfungsi
sebagaimana mestinya. Sebelum ditertibkan, banyak kesemrawutan yang mengganggu
para pengguna jalan.
“Mengubah Surabaya itu tidak mudah, karena masyarakat di sini
heterogen. Belum lagi problem perkotaan yang kompleks. Untuk itu perlu kerja
keras, dan terbukti berkat komitmen kita bersama, Surabaya bisa berubah,”
ujarnya.
Di sisi lain, suami Dyah Katarina itu menyatakan belum puas
atas capaian yang diperoleh. Sebab, masih banyak mimpi yang belum terwujud.
Menurutnya, Kota Pahlawan masih bisa berkembang lebih baik lagi. Dia juga
mewanti-wanti aparat pemkot agar terus menjaga apa yang sudah ditertibkan,
karena Bambang menilai di beberapa wilayah sudah mulai muncul sejumlah
pelanggaran. “Sayang sekali kalau kembali tidak tertib. Ini mohon jadi
perhatian aparat terkait,” pesannya.
Dikatakan Bambang, sejatinya pengunduran dirinya sebagai
wawali sudah disetujui sejak 3 Juni 2013. Hal itu seiring dengan turunnya surat
keputusan yang ditandatangani Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi.
Nah, setelah resmi tak lagi menjadi orang nomor dua di Pemkot Surabaya, Bambang
kini fokus bersaing dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) Jatim.
“Saya mohon maaf kalau selama ini ada perbuatan yang mungkin
kurang menyenangkan. Di samping itu, saya juga mohon doa restu, tapi kalau mau
bergerak mendukung ya monggo,”
ucapnya dengan nada penuh canda.
Di akhir apel, Bambang menyerahkan kenang-kenangan berupa
buku kepada Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat
(Bakesbangpol dan Linmas) Soemarno. Sepanjang apel, Soemarno memang kerap
menjadi sasaran gojlokan Bambang.
Tapi di akhir pesannya, Bambang menyatakan bahwa pria kelahiran Nganjuk itu
merupakan salah satu pejabat yang berdedikasi tinggi. Rangkaian apel lantas
ditutup dengan pemberian ucapan terima kasih oleh seluruh pegawai pemkot.