Perpustakaan Surabaya Berpeluang Juara Nasional


Surabaya berpeluang menambah pundi-pundi prestasinya. Kali ini di bidang keperpustakaan. Sebab, Kota Pahlawan melaju ke tingkat Nasional dalam Lomba Perpustakaan yang diselenggarakan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI. Untuk menjadi juara, Surabaya harus bersaing dengan kota dari 33 propinsi se-Indonesia.

Tantangan tersebut disikapi Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan (Baperpus) Kota Surabaya, Arini Pakistyaningsih, dengan penuh optimisme. Menurut dia, perpustakaan di Surabaya punya keunggulan tersendiri. Yakni, jumlahnya yang sangat banyak mencapai 947 titik. Lokasi perpustakaan dan taman baca tersebar di balai-balai RW, kelurahan, kecamatan, taman kota, rumah susun, puskesmas, sekolah, terminal, dan panti sosial. Ditambah layanan mobil perpustakaan keliling di 64 lokasi.
“Banyaknya jumlah perpustakaan sesuai dengan misi utama kami, yaitu mendekatkan buku ke masyarakat,” paparnya saat menerima rombongan tim juri, Senin (15/7).
Dikatakan Arini, Baperpus tak henti-hentinya mendorong peningkatan minat baca masyarakat. Salah satu strategi yang ditempuh adalah dengan membiasakan membaca sejak usia dini. Baperpus menggandeng Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya untuk mewujudkan masyarakat gemar membaca. Caranya, dengan memasukkan kegiatan membaca dalam kurikulum sekolah. Dengan demikian, anak-anak usia sekolah akan terbiasa dengan membaca buku setiap harinya.
Arini menambahkan, kehadiran perpustakaan punya banyak manfaat. Disamping mencerdaskan masyarakat, perpustakaan juga dapat berfungsi untuk mengalihkan anak-anak dari budaya negatif. “Kemajuan teknologi tak bisa dipungkiri juga membawa dampak negatif. Nah, membaca merupakan salah satu cara membentengi diri dari terpaan hal-hal negatif,” katanya.
Sementara itu, tim juri melakukan penilaian di lima perpustakaan selama dua hari, Senin (15/7) dan Selasa (16/7). Lokasi yang ditinjau mulai dari perpustakaan Balai Budaya, Taman Ekspresi, SDN Bubutan IV, Taman Flora, hingga Perpustakaan Kota di Rungkut.
Ketua tim juri, Sudirwan Hamid, menuturkan adapun beberapa hal yang menjadi kriteria penilaian diantaranya, pelayanan, sumber daya manusia (SDM), anggaran, pemanfaatan perpustakaan, tingkat kunjungan, serta fasilitas. Namun, yang paling penting dari semua itu yakni kepedulian pemerintah daerah dalam memajukan dan mengembangkan perpustakaan. Serta, peran aktif lembaga non-pemerintah juga tidak bisa dikesampingkan. “Jadi gedung yang bagus dan fasilitas mewah bukan satu-satunya faktor penentu sebuah perpustakaan dikatakan layak menjadi juara,” paparnya.
 Menurut Sudirwan, definisi perpustakaan yang baik adalah perpustakaan yang paling banyak dikunjungi dan mendatangkan manfaat bagi masyarakat di sekitarnya. Dia mengaku, sejauh ini perpustakaan di Kota Surabaya masuk kategori baik. Namun, Pustakawan Utama Perpusnas RI ini tak mau buru-buru menyimpulkan penilaian, sebab masih banyak daerah yang belum dikunjungi. “Kami tidak berani memberi penilaian terlalu dini. Kita lihat daerah lain dulu lah, yang pasti perpustakaan di Surabaya sudah dikategorikan baik,” terangnya.
Lebih baru Lebih lama
Advertisement