Ispirasi Dari Negara Maju, Komisi D Gagas Sekolah Negeri Untuk Gakin





Surabaya Newsweek- Munculnya keluhan dari orang tua siswa ketika, Penerimaan Peserta Dididk Baru ( PPDB ), tingkat SD, SMP, SLTA, maupun Perguruan Tinggi di Kota Surabaya, yang semakin banyak, menjadi perhatian khusus Komisi D Surabaya, sehingga muncul gagasan bahwa , sekolah Negeri untuk  siswa Keluarga Miskin ( Gakin ) dan memperdayakan, sekolah Swasta untuk keluarga, yang berasal dari keluarga menegah ke atas.    


Banyaknya, orang tua siswa yang  harus menelan rasa kekecewaan, hanya karena anaknya tidak mendapatkan bangku di sekolah yang dituju. Apalagi bagi calon siswa yang berasal dari keluarga miskin, karena merasa tidak mampu, untuk bisa bersekolah di swasta lantaran faktor biaya.


Imbasnya, saat gagal mendapatkan bangku sekolah yang dituju justru, mempengaruhi psikoligis calon siswa. Karena tak sedikit yang akhirnya, merasa depresi dan merasa rendah diri, hanya karena tidak masuk di sekolah yang dianggapnya favorit.


anggota Komisi D DPRD Surabaya Sugito, yang membidangi Pendidikan dan Kesra mengatakan, meskipun di Surabaya telah diberikan anggaran yang cukup untuk pendidikan, namun masih dianggap belum bisa memberikan fasilitas pendidikan yang layak bagi seluruh warganya.


“ Untuk itu, saya memberikan apresiasi kepada Diknas Surabaya, yang telah berhasil menyelenggarakan PPDB online dengan lancar, namun disisi lain, sampai hari ini saya telah mendapatkan banyak keluhan dari masyarakat terkait PPDB, utamanya dari keluarga miskin yang gagal dalam proses PPDB.” Jelasnya.


Masih Sugito, pemerintah juga harus memikirkan calon siswa yang gagal, dalam PPDB sekolah negeri, utamanya yang berasal dari keluarga miskin (Gakin). Kerena, merupakan hak mendasar sebagai warga Negara, untuk memperoleh pendidikan yang layak.

“Kalau tidak ada solusinya, lantas mau dikemanakan mereka itu, lha wong dari keluarga miskin, tentu tidak mungkin bisa bersekolah di swasta karena, faktor biaya yang sangat besar , kalau fenomena ini terus dibiarkan, berarti pemerintah tidak berhasil memberantas kebodohan,” tandasnya.


Menurut Sugito, solusi yang paling tepat, dengan cara membuat seluruh sekolah negeri, menjadi tempat sekolah siswa yang berasal dari keluarga miskin, sementara yang berasal dari keluarga mampu, di arahkan untuk mengenyam pendidikan di sekolah swasta.


“Sekolah milik pemerintah di Surabaya itu jumlahnya tidak banyak, bahkan lebih banyak swasta meskipun, kondisinya masih banyak yang memprihatinkan, maka menjadi tugas pemerintah, untuk memberdayakan sekolah swasta ini, dengan kemampuan APBD dan APBN, dengan demikian, sekolah negeri tidak lagi menjadi favorit, karena berlabel sekolah untuk warga miskin,” tambahnya.


Menurut Sugito  Gagasan ini, bukan hanya serta merta gagasan kosong saja, akan tetapi, sudah diterapkan dinegara maju seperti , di Belgia, Nederland, Luxemberg (Benelux). Kini warga Negara ini justru, menghindari anaknya bersekolah di sejumlah sekolah negeri karena, tidak ingin di cap sebagai keluarga yang berstatus miskin. ( Ham )


Lebih baru Lebih lama
Advertisement