Surabaya Newsweek- Upaya sosialisasi
bahaya kebakaran terus digencarkan Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota
Surabaya. Kegiatan penyuluhan tidak hanya menyentuh masyarakat umum, melainkan
juga menyasar kalangan pelajar.
Ratusan siswa SMPN 7 Surabaya tampak antusias mengikuti pelatihan singkat
mengatasi kebakaran pada Selasa (20/10). Di bawah arahan instruktur dari Damkar
Surabaya, para siswa, guru dan penjaga sekolah secara bergantian mencoba
memadamkan api dengan karung goni basah, tabung semprot drypowder maupun
tabung gas CO2.
“Untuk cara pemakaian tabung drypowder maupun CO2, pertama
tarik pin pengaman. Kemudian pegang ujung selang semprot dengan satu tangan,
sementara tangan lainnya memegang tuas penekan. Setelah itu, semprotkan titik
api dengan jarak paling dekat empat meter,” kata petugas Damkar.
Kepala Dinas Kebakaran (Damkar) Surabaya Chandra Oratmangun mengatakan,
sosialisasi bahaya kebakaran di sekolah-sekolah sudah menjadi agenda rutin. Tak
kurang dari 70 sekolah mendapat penyuluhan tiap tahunnya. Kegiatan tersebut
bertujuan agar para siswa memahami penyebab kebakaran, serta langkah-langkah
apa saja yang harus ditempuh andaikata harus berhadapan dengan si jago merah.
Dia menjelaskan, pihaknya memang memberi porsi tersendiri kepada para
pelajar. Sebab, berdasar pengalaman saat menangani kejadian kebakaran, kaum ibu
dan anak adalah yang paling sering menjadi korban. Harapannya, para pelajar
yang telah mendapat pelatihan bisa menjadi duta antisipasi kebakaran di
rumahnya masing-masing. “Mereka bisa mengingatkan bapak-ibunya akan bahaya
kebakaran,” terang Chandra.
Pejabat berdarah Ambon ini menerangkan, bahaya kebakaran bagaikan tamu tak
diundang. Artinya, kebakaran bisa datang kapan saja tanpa adanya peringatan
lebih dulu. Untuk itu, perlu kesigapan dan penanganan yang benar agar api dapat
dijinakkan.
Wakasek SMPN 7 Surabaya Gatot Poncowibowo mengaku, sosialisasi ini sangat
berguna bagi pihak sekolah. Bekal pengetahuan dan pengalaman yang dibagikan
selama sosialisasi diharapkan menjadi modal berharga saat harus menghadapi
kebakaran.
Karena kasus kebakaran di Kota Pahlawan masih didominasi oleh kebakaran
alang-alang. Berdasar hasil rekapitulasi kejadian kebakaran sejak Januari
hingga pertengahan Oktober 2015, sedikitnya 241 kebakaran alang-alang terjadi
di Surabaya. Angka tersebut mencapai 47,72 persen dari total peristiwa
kebakaran yang hingga kini berjumlah 505 kejadian.
Dijelaskan Chandra, mayoritas kebakaran alang-alang disebabkan kecerobohan
saat membakar sampah. Dalam beberapa kasus yang ditangani Damkar, diketahui
bahwa pembakar sampah tidak benar-benar memastikan api telah padam saat
meninggalkan lokasi. Akibatnya, dengan hembusan angin, percikan api kecil
melebar ke ilalang dan semakin lama semakin membesar.
Penyebab kedua, lanjut Chandra, yaitu perilaku warga yang membuang puntung
rokok sembarangan. “Kelihatannya sepele. Tapi ada kejadian gara-gara puntung
rokok, terjadi kebakaran alang-alang yang melahap habis satu rumah,” ujar dia.
Untuk itu, wanita yang sempat berdinas di Bakesbangpol & Linmas
Surabaya ini menghimbau masyarakat agar lebih waspada saat membakar sampah. Di
samping itu, kebiasaan membuang puntung rokok sembarangan juga harus
dihentikan.
“Sebenarnya kalau bisa tidak usah
bakar-bakar sampah. Kan, sudah ada mekanisme pemilahan sampah oleh dinas
kebersihan dan pertamanan. Warga tinggal bawa sampah ke tempat pembuangan di
masing-masing wilayah. Tapi, kalau memang harus bakar sampah, pastikan api
benar-benar sudah padam saat meninggalkan lokasi,” tutur Chandra. ( Ham )