Surabaya Newsweek - Proyek pembangunan saluran tipe
A yang mengunakan box culvert dijalan Jemur Ngawinan yang mengunankan Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah ( APBD) Pemkot Surabaya sebesar Rp. 30.102.775.000,
yang dikerjakan oleh PT Putra Negara sebagai pemenang lelang tahun 2016 diwilayah
RT 05 RW 02 Kelurahan Jemur Wonosari, menuai konflik warga karena, tanah
sekitar proyek terjadi ambrol sedalam 1 meter.
Pekerjaan yang dinilai amburadul oleh ketua RT 02, juga menimbulkan kebisingan dampak dari
pemasangan paku bumi, juga membuat masyarakat sekitar merasa kuawatir bangunan
rumahnya roboh kena getaran , sebab jarak pemasangan paku bumi dengan rumah
warga hanya berjarak 3 meter dari lokasi proyek.
Ketua RT 05 RW
02 wilayah Kelurahan Jemur Wonosari Arbai menjelaskan,bahwa proyek saluran tipe
A yang dikerjakan oleh PT Putra Negara dinilai amburadul, bahkan dampaknya
sangat meresahkan masyarakat, apalagi saat pemasangan paku bumi, berimbas pada
bangunan warga ada yang retak dan jalan ambles satu meter.
“Proyek saluran
malah membuat warga resah mas, jalan rusak apalagi yang ada didepan mushola,
bangunan ada yang retak, pokoknya pekerjaannya amburadul,” terang Arbai Ketua
RT 05.
Masih Arbai, Proyek tersebut bukan hanya
meresahkan warga Jemur Wonosari saja, akan tetapi wilayah Jemur Gayungan juga ikut
merasakan dampaknya seperti banjir disekitar bendungan , pemasangan paku bumi
yang dikerjakan saat malam hari,” tandasnya.
Ia menambahkan, setiap malam saya
bersama bu lurah, selalu turun kelokasi untuk mengawasi proyek saluran itu, untuk
berjaga – jaga takut ada rumah warga yang roboh,”tambahnya.
Sedangkan, Lurah Jemur Wonosari Nurul
ketika dikonfirmasi menerangkan, bahwa dirinya mendapat laporan dari masyarakat
setempat terkait proyek saluran yang dinilai sangat meresahkan, dirinya
langsung melaporkan kepada Kepala Bidang ( Kabid ) Pematusan Pemkot Surabaya.
“ Ada laporan dari masyarakat terkait
proyek saluran yang bermasalah, lalu spontan saya sampaikan keluhan masyarakat,
kepada Kabid Pematusan, setiap malam saya juga melakukan pengawasan Proyek bersama pak RT,” ujarnya.
Masih Nurul Lurah Jemur Wonosari, Sebenarnya
tidak ada pemasangan paku bumi, Cuma pemasangan plat besi yang berfungsi untuk
menahan erosi tanah, ia menjelaskan.” amblesnya tanah yang dikomplain oleh
masyarakat dikarenakan, penahanan kurang kuat, seharusnya plat besi dipasang
dua saft, sedangkan dilapangan hanya dipasang hanya satu saft.” tandas Nurul. (
Ham )