SAMPANG – Harga
garam terus merangkak naik. Sejak awal tahun 2017 hingga saat ini, harga
garam rakyat dihargai Rp 3.500 per kilogramnya. Harga ini lebih tinggi bila
dibandingkan rata-rata harga tahun lalu rata rata hanya sebesar Rp 1.500 per
kilogramnya atau Rp 3,5 juta per ton.
Ketua Asosiasi
Petani Garam Republik Indonesia (APGRI) H Jakfar Sodikin menyebutkan harga
garam kini melonjak hingga tiga kali lipat dari harga normal sebelumnya.
Dijelaskannya, jika tahun ini memang tahun keterpurukan garam.
"Lonjakan harga terjadi sangat tinggi. Pada tahun
ini, imbas dari kelangkaan ini harga naik drastis," ungkapnya kepada awak
media disela-sela rapat kerja
petani garam nasional di kantor aula Pemkab Sampang, Rabu (12/07/2017).
Ia menduga,
terjadinya lonjakan harga disebabkan hampir tidak adanya produksi garam,
khususnya di Pulau Madura yang merupakan daerah penghasil terbesar produksi
garam. Apalagi, stok garam di wilayah Kabupaten Sampang sudah habis.
"Minimnya produksi garam di tahun 2016 itu tidak
lain karena adanya fenomena La Nina yang membuat curah hujan tinggi. Walhasil,
para petambak garam tidak dapat memproduksi maksimal," imbuhnya.
Menurutnya, produksi garam di Sampang dengan luas
areal 4.256 hektare.Sementara luas areal produksi garam di Pulau Madura,
Kabupaten Bangkalan 200 hektar,Pamekasan 888 hektar dan Kabupaten Sumenep 1.500
hektar.Dan selama 2 tahun terakhir mengalami penurunan,di tahun 2015 mencapai
300 ribu ton, selanjutnya tahun 2016 hanya sekitar 5 persen yaitu mencapai 15
ribu ton.
Untuk itu, target tahun 2017 ini produksi garam sebesar 240 ribu ton. "Pada
tahun lalu produksi garam nasional mencapai 140.000 ton. Jumlah ini jauh di
bawah rata-rata produksi setiap tahun yang mampu sebanyak 1,9 juta ton,"
tandasnya. (din)