LAMONGAN
- Seperti diberitakan media ini, puluhan tahun
pasar Brondong dibiarkan kumuh, dan tak difungsikan layaknya lokasi pasar, kini
pasar yang berdiri sejak sebelum zaman kemerdekaan itu, mulai ada perhatian
dari pemerintah kabupaten (pemkab). Melalui dinas Perindustrian dan Perdagangan
(Perindag), pemkab menganggarkan Rp. 1,5milyar untuk menata kondisi pasar.
Meski anggaran tersebut dinilai
kecil, jika dibandingkan dengan anggaran untuk pasar Belimbing yang sebesar Rp.
8,9milyar dan pasar desa Paciran yang sekitar Rp. 4,8milyar. Namun, adanya
perhatian pemkab setempat, masyarakat mulai rasa senang. Sebab, selama ini,
lokasi pasar yang kumuh kerap dijadikan ajang transaksi obat
terlarang.
Sayangnya, dibalik rencana
pembangunan pasar yang berlokasi berdampingan dengan perkampungan warga
tersebut, belakangan menuai protes sejumlah warga. Warga melontarkan protes
keras dengan gaya dinas perintah yang tidak melibatkan ketua wilayah dan tokoh
masyarakat setempat saat melakukan sosialisasi di kantor Kelurahan,
(kamis,29/3).
Beberapa warga yang tinggal
berdekatan dengan lokasi pasar dikonfirmasi SbNews mengaku kaget dan hampir
tidak percaya kalau pasar akan dibongkar."Lho, kapan pasar akan dibangun,
kapan sosialisasi, saya ini ketua RW, pasar itu, masuk wilayah saya, kenapa kok
tidak dikasih tahu," ujar Eko Swa, ketua RW. Menurut dia sampai hari ini,
pihaknya belum tahu menahu kalau pasar Brondong akan dibangun."Saya baru
tahu, ya setelah anda menghubungi saya ini, Mas, sosialisasi juga tidak
diundang," tambah karyawan swasta ini.
Sementara tak kalah dengan ketua RW,
tokoh masyarakat setempat juga mengaku kecewa dengan dinas perindag, yang
menggunakan gaya-gaya orde baru, sehingga sosialisasi soal pasar akan dibangun
tanpa melibatkan sejumlah tokoh masyarakat.
"Wah, ndak bener itu,
bagaimanapun kami ini, termasuk penghuni pasar, mengapa tidak dilibatkan
kegiatan sosialisasi, toh kalau pasar jadi dibongkar pasti mengganggu warga
sekitar, ndak bener itu, pasti akan saya protes, "ungkap Subkhan Zainuddin
Erfan, tokoh masyarakat.
Sementara , Kadis Perindag pemkab
Lamongan, Zamroni dikonfirmasi membenarkan kalau peserta sosialisasi tidak
melibatkan tokoh masyarakat sekitar. "Ya, hanya pedagang saja!,
" kata mantan camat Glagah ini. (Mas)