SURABAYA - Jagat dunia maya belum lama
berselang telah dikejutkan oleh prostitusi online dilakukan oleh puluhan artis
ternama dari Jakarta VA dan kawan-kawan dengan tarif sekitar Rp 80 juta untuk
sekali kencan yang berhasil digulung oleh Direskrimsus Polda Jatim, akhir tahun
lalu. Terbaru, jaringan prostitusi online ini bukan hanya dilakukan orang-orang
biasa atau kebanyakan, tapi jaringan prostitusi dengan melibatkan oknum PNS dengan
inisial IP, dan SR mucikari berstatus
pegawai negeri sipil (PNS)di lingkungan Pemprop Jatim yang berhasil ‘ditengarai’
oleh tim Soerabaia Newsweek sangat menarik dicermati.
Informasi
yang disebutkan sumber menyatakan, bahwa praktek prostitusi online di lingkungan
PNS Pemprop Jatim sangat mengejutkan, karena diduga sudah berlangsung sekitar 4
tahun lebih. “Pelanggan atau pengguna jasa bisnis esek-esek ini bervariasi dari
kalangan PNS sendiri maupun dari pihak swasta dengan tariff di atas Rp 50 juta
untuk sekali kencan. Tergantung kesepakatan yang dibuat oleh sang mucikari,
bisa lebih dari harga Rp 50 juta atau kurang dari jumlah tersebut,” ungkap
sumber yang menguasai dunia IT.IP meskipun sudah berumur 51 tahun, tapi masih
berstatus single atau masih bujangan hingga saat ini.
Dia mengaku
memperoleh informasi tersebut berasal dari sosmed (social media) berbayar yang
berinduk dari Negara Eropa. “Pelangan dari mucikari PNS berasal dari berbagai
macam profesi antara lain; penegak hukum, instansi pengawas di bidang keuangan Negara
maupun kalangan pengusaha yang mempunyai jaringan usaha dengan profesi dan
jabatan yang disandangnya,” terangnya. Dia menduduki jabatan sebagai salah satu
Kasubag Akutansi di instansi kesehatan di Pemprop Jatim lebih dari 4 tahun
adalah tidak wajar. Biasanya, pejabat yang menduduki jabatan di eselon 4 di
lingkungan Pemprop tidak lebih dari 4 tahun lamanya dan digantikan pejabat yang
baru.
Dikatakan
lebih lanjut, gaya hidup atau penampilan IP bak pejabat eselon 2 dalam
kehidupan sehari-harinya glamour dengan memiliki sejumlah apartemen, saham
berharga, tabungan yang disamarkan dengan nama keluarganya, perhiasan permata
batu mulia dan sering pelesir di luar negeri setiap tahunnya. Anehnya, IP bisa
bebas bepergian ke luar negeri dan terkesan ‘menabrak’ aturan MenPAN/RB,
terkecuali seperti; ijin berobat, tugas belajar dan harus ijin dari atasannya,
yaitu; Gubernur/Kepala Daerah. IP masih kata sumber, pandai menyembunyi jati
diri yang sebenarnya dan menyamar berdomisili di kawasan perkampungan padat
penduduk di Sawahan supaya tidak diketahui kedoknya yang mempunyai kekayaan
yang ditaksir miliaran rupiah.
Dia
mempunyai jabatan yang strategis di instansinya sehingga mampu bertahan lebih
dari 4 tahun di tempat yang sama. Ia baru pindah jabatan di tempat instansi
rumah sakit terbesar di kawasan timur Indonesia dan hanya bertukar tempat saja
sejak 30 Nopember 2018. Dia sangat dipercaya oleh atasan karena dianggap mampu
memberikan ‘service’ kepada instansi pemeriksa keuangan Negara maupun aparat
penegak hukum yang mencoba mengendus dugaan kecurangan di instansinya, cetus
sumber. Ditambahkannya, kalau aparat penegak hukum serius bisa diketahui
melalui pelacakan forensik digital, sebab merusak citra PNS secara keseluruhan.
Beberkan
Saja
Pada bagian
lainnya, IP yang dihubungi Soerabaia Newsweek melalui ponselnya, Rabu,
(23/1) beberapa kali terdapat nada sambung, tapi tidak diangkat ponsel yang
bersangkutan. Pertanyaan yang diajukan melalui WA hingga berita ini diturunkan
juga belum dijawab oleh IP. Sedangkan, Direktur RSUD, Dr. Joni Wahyudi yang
dikonfirmasi terkait dugaan keterlibatan IP sebagai mucikari prostitusi online
hanya berkomentar singkat dan mengatakan “Saya belum tahu dan masih belum ada
laporan yang masuk pada kami. Kalau saja terbukti, apa yang dilakukan akan
diproses sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku,” tandasnya.
Sementara
itu, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Propinsi Jatim, Anom Surahno yang
dikonfirmasi sedang bertugas di Batam, Rabu, (23/1) menegaskan,” Beberkan saja
oknum PNS yang merusak citra PNS keseluruhan dan sangat memalukan itu”. Mereka
(oknum PNS, red) sudah diberikan pembinaan-pembinaan, agar menjadi teladan atau
panutan bagi masyarakat. Apalagi yang harus
kami lakukan untuk mendapatkan kualitas pegawai negeri yang berkualitas,
berdedikasi dan bermental baik. Sebelum menjabat atau menduduki jabatan mereka
telah mendapatkan pembinaan agar mereka menjadi aparatur sipil Negara (ASN)
yang baik. Masih banyak ASN bermental baik dan siap menggantikan, ucapnya kesal.
Ditempat
terpisah, Direskrimsus Polda Jatim, Kombes Pol.Ahmad Yusef Gunawan yang ditemui
Kamis, (24/1) untuk konfirmasi terkait kasus ini masih belum mendapatkan
jawaban. Pertanyaan melalui WA yang disampaikan kepada yang bersangkutan hingga
berita ini diturunkan juga belum memperoleh balasan. Sedangkan, Kabid Humas
Polda Jatim, Kombes Pol.Frans Barung Mangera yang dihubungi mengakui kaget atas
kejadian tersebut hanya berucap singkat menjawab pertanyaan yang diberikan pada
juru bicara Polda Jatim ini “Masak,” balasnya singkat. PR Polda Jatim, yakni;
Direskrimsus makin bertambah senyampang tengara yang ada. Hal ini dimungkinkan,
sebab ‘bisnis’ prostitusi adalah setua usia jaman. Pekerjaan mudah dilakukan
dan tidak harus mempunyai keterampilan yang khusus ?!. Bersambung (Tim)