Krista Exhibitions Akan Gelar Surabaya Printing Expo (SPE) 2025 9-12 Juli Di Grand City



Surabaya - Krista Exhibitions akan memggelar Perhelatan tahunan Surabaya Printing Expo (SPE) 2025 pada 9-12 Juli di Grand City Surabaya.  Rangkaian event SPE resmi diawali dengan konferensi pers yang digelar hari ini di Ruang Cozee, Grand City Mall Surabaya, pada Kamis 3 Juli 2025. 

Pameran internasional ke-18 tersehut fokus pada industri percetakan, meliputi pre-press, post-press, mesin, peralatan, hingga kebutuhan pendukung lainnya.



Sebagai Narasumber dalam Konferensi pers dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, baik dari kalangan pemerintah maupun asosiasi industri grafika. Beberapa di antaranya adalah:

*Yudi Ariyanto, ST, M.Si, Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Provinsi Jawa Timur.

*Ali Afandi, S.Pd., M.T., Kepala Bidang Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur yang diwakili oleh Satria Deva

*Andrio Himawan Wahyu Ali, SH., MH, Kepala Bidang Pemasaran Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur.

*Ahmad Mughira Nurhani, Ketua Umum Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGI).

*Iwan Dhamar Supriantono, Ketua DPD PPGI Jawa Timur.



Dan Daud Salim dan Christina Sudjie selaku CEO dan CMO dari Krista Exhibitions, selaku penyelenggara acara.

Surabaya Printing Expo 2025 kembali menjadi wadah penting untuk mempertemukan pelaku industri grafika, pengusaha UMKM, hingga pelajar dan mahasiswa yang ingin mengikuti perkembangan teknologi percetakan terbaru. Tahun ini, SPE didukung oleh berbagai lembaga pemerintah dan asosiasi industri, termasuk Disperindag dan Dinkop Jatim, serta PPGI.

CEO Krista Media Exhibition, Daud   Surabaya Printing Expo (SPE) yang ke-18 di Grand City Surabaya ini diikuti oleh 150 peserta, termasuk 10 pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menampilkan layanan cetak dengan pemanfaatan teknologi modern.

Dalam sambutannya Daud menyampaikan pentingnya SPE sebagai wadah inovasi, edukasi, dan promosi di tengah berkembangnya teknologi cetak lintas sektor.

"Teknologi cetak kini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Kita bisa melihatnya di pakaian, sepatu, buku, hingga kemasan produk. Bahkan, teknologi cetak saat ini sudah tidak hanya terbatas pada media kertas, tapi telah berkembang pesat di bidang kemasan, baik berbahan kertas maupun plastik," ungkap Daud.

Menurutnya, tren kemasan berbahan plastik masih mendominasi industri cetak, dengan proporsi sekitar 60 persen dari keseluruhan kebutuhan pasar. Tidak hanya itu, SPE 2025 menghadirkan satu edisi khusus berupa digital printing 3D, teknologi yang kini tidak hanya digunakan untuk promosi, melainkan juga telah menjangkau industri-industri seperti manufaktur, permesinan, bahkan medis.

“3D printing ini bersifat intersektoral. Misalnya, dalam proses pembuatan mesin, diperlukan prototipe yang biasanya dibuat melalui simulasi komputer lalu dicetak dengan printer 3D. Ini mempercepat proses pengembangan produk sebelum masuk ke produksi massal. Bahkan di sektor medis pun, teknologi ini sudah digunakan,” jelasnya.

Lanjut Daud bahwa Pameran ini tidak hanya menghadirkan teknologi terbaru, tetapi juga mendorong kolaborasi dan peningkatan kapasitas pelaku industri lokal. Para UMKM yang hadir berkesempatan menampilkan karya dan layanan mereka dalam konteks yang lebih luas, serta mendapatkan wawasan baru tentang pengemasan dan pencetakan modern.

Lebih lanjut, Daud menyampaikan bahwa dalam SPE kali ini akan diadakan pula kompetisi desain kemasan berbasis metode lintas bidang (cross-packaging), yang akan diumumkan dan dijelaskan lebih lanjut oleh Mubina dari DPD Jawa Timur. Kompetisi ini bertujuan meningkatkan kesadaran pentingnya kemasan yang bukan hanya fungsional, namun juga estetis dan mampu membangun citra produk.

“Setiap tahun, pertumbuhan produk makanan dan minuman selalu meningkat. Produk-produk ini membutuhkan kemasan yang baik, dan setiap kemasan itu membutuhkan merek. Dan setiap merek pasti membutuhkan proses pencetakan yang optimal. Semua itu bisa dilihat langsung di Surabaya Printing Expo,” tambah Daud.

SPE 2025 akan berlangsung selama empat hari, mulai Rabu 9 Juli hingga Sabtu 12 Juli  dari pukul 10.00 hingga 19.00 WIB.  Daud mengajak seluruh pelaku industri, pelajar, hingga masyarakat umum untuk datang dan mengikuti rangkaian acara, termasuk seminar yang akan membahas manajemen desain dan tren terkini dalam industri cetak dan kemasan.

“Ini momentum besar, khususnya untuk wilayah Jawa Timur dan Indonesia Timur dalam membangun kemandirian dan daya saing industri cetak lokal. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya SPE ke-18 ini. Mari kita sukseskan bersama,” tutup Daud.

Sedangkan  Dinas Koperasi dan UKM menyampaikan apresiasi atas konsistensi penyelenggaraan Surabaya Printing Expo (SPI) yang kembali digelar untuk ke-31 kalinya. Andrio Himawan Wahyu Ali, SH., MH, Kepala Bidang Pemasaran Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur menyatakan bahwa kehadiran pameran ini bukan hanya menunjukkan perkembangan teknologi percetakan, tetapi juga menjadi bagian penting dalam penguatan ekosistem UMKM di wilayah Jawa Timur.

“Pameran seperti SPE ini bukan sekadar ajang menampilkan teknologi cetak terbaru, tapi merupakan bentuk nyata dari komitmen kolektif dalam mendorong kemajuan UMKM. Di tengah dinamika ekonomi global, percepatan digitalisasi, dan fluktuasi pasar, UMKM sangat membutuhkan dukungan teknologi cetak modern untuk kemasan, promosi, dan branding produk mereka,” tutur Andrio saat memberikan sambutan.

SPE 2025 akan digelar pada 9–12 Juli 2025 di Galaxy Mall Surabaya, menghadirkan berbagai inovasi mesin cetak, teknologi digital printing, dan solusi terkini di bidang desain kemasan. Tidak hanya itu, acara ini juga akan diramaikan oleh berbagai kegiatan pendukung seperti seminar dan kompetisi desain kemasan yang dinilai sangat penting dalam mendorong kreativitas dan peningkatan kualitas produk UMKM.

Andrio menekankan bahwa akses terhadap teknologi bukan lagi pelengkap, melainkan elemen strategis yang menentukan daya saing pelaku usaha di pasar nasional dan global. “Peningkatan kualitas produk, termasuk kemasan dan pencetakan, akan membuka jalan lebih luas bagi UMKM untuk menembus pasar yang lebih kompetitif,” jelasnya.

Berdasarkan data yang disampaikan, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur saat ini tercatat sebesar 5 persen, dengan kontribusi UMKM yang mencapai lebih dari 60 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). 

“Ini adalah bukti konkret bahwa UMKM adalah tulang punggung perekonomian daerah. Maka penguatan UMKM tak cukup hanya dengan pelatihan dan permodalan, tapi juga akses teknologi, jejaring, dan ruang kolaborasi seperti yang dihadirkan SPE,” imbuh Andrio.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur, lanjutnya, berkomitmen membangun ekosistem usaha yang inklusif dan bertumbuh. SPE 2025 dipandang sebagai ruang kolaborasi strategis yang mempertemukan penyedia teknologi, pelaku bisnis, dan masyarakat untuk saling bertukar informasi dan membuka peluang usaha baru.

Sebagai penutup, Andrio mengajak semua pihak, baik pemerintah, pelaku industri, akademisi, maupun masyarakat umum, untuk terus bersinergi menciptakan iklim usaha yang kreatif, adaptif, dan berkelanjutan. 

“Semoga Surabaya Printing Expo 2025 dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi perkembangan UMKM dan industri percetakan, khususnya di Jawa Timur sebagai gerbang Indonesia Timur,” pungkasnya. (ssk/adi)
Lebih baru Lebih lama
Advertisement