Surabaya
Newsweek- Meskipun PD Pasar Surya mendapat
kucuran dana dari pemerintah Pemkot Surabaya, namun kinerja yang dilakukan
manajemen PD Pasar Surya masih minim, jauh dari harapan Pemkot Surabaya,
terbukti Walikota Surabaya Tri Rismaharini, meminta Perusahaan Daerah Pasar
Surya ( PDPS ) untuk segera merealisasikan revitalisasi pasar karena, sudah
mendapatkan kucuran dana dari Pemkot Surabaya.
Penyertaan modal berdasarkan data
yang di dapat, PD Pasar Surya, untuk pembangunan empat pasar sebesar Rp10
miliar yang diterima akhir tahun 2015.
Ironisnya , sampai pada akhir 2016
dana tersebut tidak sepenuhnya dimanfaatkan oleh manajemen PD Pasar Surya lalu
sisanya dikembalikan ke Pemkot Surabaya. Saat ini, perusahaan plat merah yang
dipimpin Plt Dirut Bambang Parikesit ini dikabarkan menerima lagi
kucuran dana dari APBD untuk revitalisasi pasar.
Adapun surat permohonan pencairan
dana Rp10 miliar tertanggal (10/09/2015) tersebut mencantumkan untuk
pembangunan empat pasar diantaranya Keputran Utara Rp1.945.970.000, Pucang Anom
Rp3.894.227.000, Pasar Kembang Rp3.647.208.000, dan Tembok Dukuh Rp512.595.000.
"Kemarin (tahun 2015) kita beri
10 miliar hanya dipakai sekitar enam miliar dan sisanya dikembalikan lagi.
Sekarang kurang minta lagi ini kan jadi ketinggalan progresnya mundur lagi.
Tiga pasar aja nggak tuntas, saya berharap secepatnya," kata Wali Kota Tri
Rismaharini kepada wartawan di ruang kerja.
Pihaknya menilai, kinerja PDPS harus
lebih serius untuk percepatan pembangunan pasar karena sudah menerima kucuran
anggaran. Padahal, perbaikan pengelolaan pasar di Surabaya memang menjadi salah
satu prioritas Wali Kota Tri Rismaharini menjelaskan, agar bisa bersaing dengan
pasar moderen. Sayangnya, PDPS selaku pengelola banyak mendapat sorotan karena
tidak sesuai harapan dan sempat beberapa kali terlibat masalah hukum.
"Kita harus bisa bersaing
dengan pasar modern. Bukan hanya sekedar pasar nya, tempatnya juga harus bersih
dan tidak becek serta menarik untuk anak-anak dan anak muda. Selama mereka
belum tertarik ke pasar tradisional ya belum berhasil. Soalnya lama bangunannya
itu revitalisasi pasar," ujar Risma Walikota Surabaya
Zandy Feryansah Direktur Teknik dan
Usaha PDPS, mengakui ada keterlambatan dalam proyek revitalisasi pasar pada
tahap pertama yaitu tahun 2016, karena masalah non teknis. Dari empat pasar
yang direncanakan, hanya Pasar Tembok Dukuh selesai. Sementara, untuk Pasar
Keputran Utara dan Pasar Kembang sudah dilakukan tahap pertama dan dilanjutkan
tahun ini.
"Untuk Pasar Pucang Anom gagal
lelang, jadi belum dikerjakan pada tahun 2016. Seluruhnya akan dilanjutkan
tahun ini, menggunakan anggaran tahap kedua. Kita memang sudah dapat perintah dari
Bu Wali (Tri Rismaharini), untuk melakukan percepatan," kata pria yang
akrab disapa Ferry ini.
Meski begitu, pihaknya menegaskan
saat ini, proses pembangunan tahap kedua yaitu tahun 2017 sudah mulai berjalan.
Beberapa persiapan diantaranya perencanaan, lelang dan mempersiapkan tempat
penampungan sementara (TPS) sudah dilakukan.
"Kita tidak memungkiri ada
keterlambatan dan serapan rendah. Dari dana yang diterima tahap pertama 2015,
yang dikerjakan tahun 2016 dikembalikan Rp3,8 miliar. Nah, tahun ini proyeknya
sudah kita lanjutkan dengan anggaran tahap kedua," katanya.( Ham )