BONDOWOSO –
Antisipasi penyebaran paham radikal pro kekerasan dan aksi terorisme di Kabupaten
Bondowoso, sudah menjadi atensi dari Polres Bondowoso. Bahkan, sebagai bentuk
komitmen Polri dalam memberantas hal tersebut, Polres Bondowoso menggelar Silaturrahmi
Kamtibmas Polri dan Masyarakat Rabu 01-12-2017.
Dengan menghadirkan
nara sumber dari Kepala Unit Pencegahan Densus 88 Anti Teror Polri, AKBP Djoni
Djuana, kegiatan tersebut juga dihadiri Kapolres bersama jajaran Forpimda,
seluruh Muspika, Bhabinkamtibmas Polsek jajaran, tokoh agama dan tokoh
masyarakat se Kabupaten Bondowoso.
Melalui kegiatan
ini, kami mengajak semua pihak baik di jajaran pemerintah, maupun lembaga hukum
dan masyarakat untuk membangun sinergitas dalam mengantisipasi masuknya paham
radikal dan terorisme di Kabupaten Bondowoso, kata Kapolres Bondowoso AKBP
Afrisal SIK dalam sambutannya.
Kapolres yang
berkesempatan membuka acara, juga berharap agar semua yang hadir dalam kegiatan
tersebut bisa menjadi duta anti paham radikal dan teroresme kepada masyarakat.Kami
menekankan kepada seluruh undangan, agar menyimak semua materi yang disampaikan
oleh nara sumber, agar dapat memahami apa yang disampaikan dan dapat meneruskan
pengetahuan yang didapat kepada masyarakat, tuturnya.
Sementara,
sebagai nara sumber, AKBP Djoni Djuana memberikan apresiasi kepada Kapolres
yang telah membangun sinergitas dan kerjasama antar lintas komunitas.Sebuah
apresiasi layak diberikan kepada AKBP Afrisak SIK yang saat ini bisa
bekerjasama dengan semua lapisan masyarakat dan pemerintah, untuk bersama-sama
mengantisipasi masuknya paham radikal pro kekerasan dan aksi terorisme di
Kabupaten Bondowoso, ucapnya.
Dalam kesempatan
tersebut AKBP Djoni Djuana memberikan penjelasan 4 ciri-ciri paham radikal,
salah satunya adalah intoleran. Kelompok yang tidak sepaham biasanya dibilang
kafir, tukasnya.
Sedangkan, tiga
ciri lainnya yaitu, penganut radikalisme sangat fanatik terhadap madzhab tertentu. Golongan
ini juga lebih suka melakukan peribadatan sendiri bersama kelompoknya.Jadi,
sangat jarang pengikut paham radikal mau menjalankan ibadah dengan aliran lain
meskipun sesama islam. Mereka juga sangat menghendaki perubahan dalam bentuk
revolusi, imbuhnya.
Ancaman pengaruh
itu disadari oleh jajaran Polres Bondowoso. karena itu semua tokoh di Bondowoso diajak belajar mengenali ajaran
paham radikal, termasuk kenapa warga bisa terpengaruh dan menjadi pengikutnya.
Sengaja kami dari Densus 88 hadir di Polres Bondowoso
untuk memberikan wawasan mengenai ajaran radikal. Sejauh ini Bondowoso kondusif
dari pengaruh tersebut. Situasi yang aman ini harus dijaga dengan cara
membekali para tokoh, mengenahi cara penanggulangan paham radikalisme,
pungkasnya. (Tok)