Incar Jatim, Disinyalir KPK Tugaskan 300 Anggota, 2 Anggota Sudah Keluar Masuk DPRD Surabaya

Surabaya Newsweek-  Saat ini, Kota Surabaya dan Propinsi Jawa timur telah menjadi incaran KPK. Wakil Ketua DPRD Surabaya, Masduki Thoha, mengungkapkan, peringatan tersebut telah disampaikan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi saat menjadi pembicara di acara Asosiasi Dewan Kota Seluruh Indonesia (ADEKSI), 13 – 16 September di Yogyakarta. Menurutnya, KPK  meminta kalangan dewan agar, berhati-hati terutama dalam pengelolaan dana APBD.

“Penggunaan APBD yang normal-normal saja, sebab KPK telah mengakan secara blak - blakan bahwa Surabaya dan Propinsi Jatim telah menjadi incaran KPK ” tuturnya

Politisi PKB ini menyatakan, informasi dari KPK ada 3 daerah di Jawa Timur yang menjadi target KPK. Dan, salah satu yang telah terjadi adalah, adanya operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Walikota Batu, Edi Rumpoko.

Masduki mengharapkan, dengan kehati-hatian dalam pengelolaan APBD, ini menjadi cambuk agar, memanfaatkannya sesuai dengan kepentingan masyarakat dan jangan berlebihan.

“Sebagai wakil rakyat cari solusi yang terbaik agar, bisa dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat,” terangnya saat di Fraksi PKB.

Masih Masduki Thoha, selama dirinya menjadi pimpinan dewan selama 3 tahun penggunaan APBD kota selama ini sudah relatif baik. Dalam pembahasan hingga pelaksanaannya tidak ada yang merugikan negara.

“Secara kelembagaan lancar-lancar saja, tapi kalau secara pribadi saya tak bisa memantau satu persatu,” katanya

Masduki menegaskan, isyarat dari KPK tersebut, sebenarnya tak hanya ditujukan kepada kalangan dewan saja. Namun, seluruh pejabat pemerintah yang ada di kelembagaan eksekutif, legislatif maupun yudikatif yang ada di Kota Surabaya dan Jawa Timur.

“Saya sempat kaget , saat KPK berbicara Jam. 14.00 WIB di Banjarmasin menjadi incaran KPK, sekitar  Jam 17.00 WIB Ketua DPRD Banjarmasin terkena OTT Jam,” ungkapnya

Mengenai modus titipan anggaran saat pembahasan APBD, Masduki menyatakan, bahwa hal itu sulit, karena proses pembahasan di komisi juga melibatkan pihak lain, mulai Badan Anggaran (Banggar), Badan Musyawarah (Banmus) hingga di forum paripurna.

“Kalau dana jasmas DPRD gak terlibat. Jika proposal oke, urusannya dengan pemkot. Jika ada masalah urusannya pihak tersebut dengan pemkot,” tandasnya.

Berdasarkan informasi yang berkembang, sebanyak 300 anggota KPK berada di Jawa Timur, dan 2 orang diantaranya saat ini, kerapkali berada di DPRD surabaya.

Menanggapi peringatan KPK, Anggota DPRD lainnya,  Vinsensius Awey mengakui, dalam pelaksanaan pemerintahan memang memerlukan banyak lembaga yang mengawasi. Ia mengharapkan kepada seluruh penyelenggara negara, khususnya di Kota Surabaya agar, tidak mengambil sesuatu yang bukan haknya, apalagi memainkan APBD.

“Jika ada KPK yang mengincar Surabaya, justru kita harus tunjukkan bahwa, Surabaya tak ada kekuwatiran apapun,” ucapnya

Awey menambahkan, jika ada yang terkena OTT, maka yang bersangkutan harus mempertanggungjawabkan ke hukum. “Saya harap (KPK) hadir disemua lembaga pemerintahan,” katanya

Menurut Awey, pengawasan yang dilakukan KPK dalam setahun ini,  sudah tertangkap 12 orang. Untuk itu, menurutnya siapapun penyelenggara pemerintahan ini harus menjalankan tugasnya secara baik dan bersih.


“Siapapun peyelenggara pemeritahanan semuanya harus menjalankan tugasnya secara baik dan bersih, karena tanpa kita sadari, kita semua ini masuk dalam pengawasan KPK,”ujarnya.  (Ham )
Lebih baru Lebih lama
Advertisement