Jadi Gelandangan di Jakarta, Pemkot Pastikan Bukan Warga Surabaya


SURABAYA NEWSWEEK- Pemerintah Kota Surabaya bergerak cepat menelusuri dugaan warga Surabaya yang ditipu mandor dan ditemukan gelandangan serta sakit stroke di Jakarta. Sebab, di beberapa media dan sosial media, bapak bernama Agus Joko Suparto (43) dan anaknya Afif (14) disebut-sebut merupakan warga Jalan Teluk Aru Utara Gang I, Surabaya, Jawa Timur.Namun, setelah ditelusuri ternyata Agus dan anaknya sudah bukan warga Surabaya

Kabag Humas Pemkot Surabaya M. Fikser memastikan Agus Joko Suparto dan anaknya Afif sudah bukan warga Surabaya. Hal itu didasarkan kepada hasil koordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang mengecek semua database kependudukan Warga Surabaya, terutama ketika mengecek nama dan alamat Agus.

“Hasilnya, dalam database kependudukan itu tidak ditemukan warga bernama Agus Joko Suparto dan anaknya Afif serta alamatnya pun tidak ditemukan,” kata Fikser ditemui di ruangannya, Rabu (7/3/2018).

Selain itu, Pemkot Surabaya langsung mengecek ke lokasi alamat yang disebutkan di media, yaitu Jalan Teluk Aru Utara Gang I, Surabaya, Jawa Timur. Di lokasi, pemkot melakukan koordinasi dengan Ketua RW 8 Bapak H. Risfan Efendi dan Ketua RT 9 RW 8 Bapak H. Resa, ternyata tidak ada orang yang bernama Agus Joko Suparto.

Namun, setelah dilakukan investigasi lebih lanjut, ditemukan informasi bahwa Agus merupakan anak dari seorang bapak bernama Aspah (67 tahun), pensiunan pegawai Pelindo III cabang Tanjung Perak, Surabaya. Aspah sendiri tinggal di Jalan Teluk Aru Asrama nomor 32 RT 9 RW 8 Kelurahan Perak  Utara, Surabaya.

“Di alamat itu, pemkot berkoordinasi dengan keluarga Agus dan ditemui adik-adiknya yang bernama Siti Kotijahdan Agustin Ria Anita,” kata dia.

Dari koordinasi itu, pemkot mendapatkan informasi bahwa Agus merupakan duda yang sudah dikaruniai dua anak laki-laki. Anak pertama ikut bapaknya Agus dan anak kedua ikut ibunya yang tidak diketahui tempat tinggalnya.Dulunya,Agus memang tinggal bersama bapaknya (Aspah), namun sejak tahun 2005,Agus pindah dari Surabaya ke Jalan Manunggal RT 009 RW 002 Desa Pait, Kecamatan Long Ikis, Kabupaten Pasir, Kalimantan Timur. “Jadi, Agus ini sudah pindah dari Surabaya ke Kalimantan Timur,” tegasnya

Menurut Fikser, pihak keluarga juga menjelaskan selama Agus tinggal di Surabaya sampai akhirnya pindah, telah meninggakan banyak permasalahan, sehingga merugikan banyak orang. “Berdasarkan pengakuan pihak keluarga, Agus ini sempat punya masalah hukum dengan pihak Polda Jatim,” ujarnya.

Meskipun sudah jelas bahwa Agus bukan warga Surabaya, namun penelusuran Pemkot Surabaya tidak berhenti sampai disitu. Pemkot Surabaya melalui Dinas Sosial juga melakukan koordinasi dengan petugas Panti Sosial Bina Insan (PSBI) Kedoya, Jakarta Barat, yang diwakili oleh Bapak Untung.

“Hasilnya, disampaikan bahwa Agus dan Afif sudah keluar dari PSBI dan tinggal bersama saudaranya di Bojong Gede, Bogor. Agus pun tidak meninggalkan nomor telepon dan KTP atau alamat keluarga yang saat ini menampungnya,” kata dia.

Oleh karena itu, kata Fikser, sudah jelas bahwa Agus dan anaknya bukan warga Surabaya seperti yang disampaikan di media. Fikser memastikan, apabila dia tercatat sebagai warga Surabaya, maka Pemkot Surabaya tidak akan segan-segan untuk menjemput, mengobati dan merawat anaknya di Surabaya. Hal semacam ini sudah sering dilakukan oleh Pemkot Surabaya apabila menemukan warganya yang terlantar di daerah lain.

“Ini sudah menjadi tanggung jawab pemerintah kota dalam memberikan pelayanan kepada warganya. Kalau ini warga Surabaya, biasanya kami menjemputnya dengan gratis, mengobati dan merawatnya hingga sembuh. Bahkan, kalau sudah sembuh total, biasanya disediakan lapangan pekerjaan. Layanan semacam itu sudah biasa kami lakukan selama ini,” pungkasnya. (Ham)

Lebih baru Lebih lama
Advertisement