Surabaya NewsWeek- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya
dengan Lion Air Group menandatangani memorandum of understanding (MoU)
atau nota kesepahaman tentang pemanfaatan dan pengembangan potensi Kota
Surabaya atas prinsip kemitraan dan memberikan manfaat. MoU itu
dilakukan di Gedung Serbaguna Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan
(ATKP) Surabaya, Kamis (24/5/2018).
Pada kesempatan itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini
menyampaikan terimakasih banyak kepada Lion Air Group karena sudah mau menerima
anak-anak Surabaya sebagian siswa hasil seleksi Dinas Sosial Kota Surabaya dari
keluarga tidak mampu. Bahkan, ketika sudah lulus nanti akan dipekerjakan
sebagai karyawan di Lion Air Gruoup.
“Jadi, saya menyampaikan terimakasih banyak karena sudah
membantu anak-anak kami,” kata Wali Kota Risma di ATKP, Kamis (24/5/2018).
Menurut Wali Kota Risma, beasiswa ini sebagai upaya
Pemkot Surabaya dalam rangka memutus garis kemiskinan struktural di Kota
Surabaya. Melalui cara ini, Pemkot ingin menepis anggapan bahwa anaknya orang
miskin pasti akan miskin.
"Nah, dengan cara ini kemiskinan struktural itu kita
coba pangkas," tegasnya.
Wali Kota Risma menjelaskan kuota beasiswa untuk lion air
kali ini sebanyak 48 orang yang nantinya akan dibagi menjadi dua kelas. Hingga
saat ini, perekrutannya masih dalam proses dan akan berakhir pada 30 Mei 2018.
“Bagi yang lolos, nanti akan didik di ATKP ini menempuh
pendidikan D3 teknik pesawat udara yang masa kuliahnya 3 tahun. Ini pertama
kalinya kerjasama dengan Lion Air Group dalam beasiswa ini,” kata dia.
Sementara itu, President and CEO Lion Air Group Edward
Sirait mengatakan kerjasama cukup menguntungkan bagi dua belah pihak. Sebab,
Lion Air sangat membutuhkan tenaga teknisi banyak ke depannya, apalagi dunia
penerbangan terus berkembang.
"Bicara industri perawatan pesawat, bukan hanya
milik kami, tapi juga dari luar negeri bisa perawatan kesini. Hingga tahun
2025, kebutuhan teknisi sekitar 20 ribu," kata Edward.
Erdward menjelaskan beasiswa yang kerjasama dengan Pemkot
Surabaya ini merupakan yang pertama dan tidak menutup kemungkinan akan
dikembangkan untuk perekrutan pramugari dan pilot.
“Pramugari juga kita lakukan seleksi melalui Dinas Sosial
Surabaya, mungkin juga pilot, tapi tahun ini baru teknisi," tandas Edward.
Beasiswa ini, lanjut dia, merupakan bagian dari
tanggungjawab sosial Lion Air Group untuk memberikan hak-hak yang sama bagi
mereka-mereka yang kurang mampu. Mereka itu memang harus diberi kesempatan
supaya bisa berkembang.
“Kami harap kerjasama ini bisa semakin langgeng dan
dikembangkan ke depannya,” imbuhnya.
Direktur Politeknik Penerbangan Surabaya
Ir Setyo MM menjelaskan, posisi ATKP dalam skema kerjasama ini adalah untuk
melakukan pendidikan terhadap anak-anak terpilih. Seleksi SDM calon teknisi
penerbangan ini pertama dilakukan oleh Dinas Sosial Surabaya, untuk kemudian
menjalani seleksi persyaratan mengikuti pendidikan di sini.
"Nanti, persyaratan untuk menjadi
pegawai, psikotes, dan tes bahasa Inggrisnya, itu yang menentukan nanti Lion
Group," kata Setyo.
Tahun ini, lanjut dia, ATKP mewisuda 24 orang siswa hasil seleksi Pemkot Surabaya yang prosesi pelepasannya juga dilakukan hari ini. Namun, mereka ini akan bekerja di GMF.
Tahun ini, lanjut dia, ATKP mewisuda 24 orang siswa hasil seleksi Pemkot Surabaya yang prosesi pelepasannya juga dilakukan hari ini. Namun, mereka ini akan bekerja di GMF.
"Jadi ini kontrak kerja sama tahun lalu. Pelepasan dan penyerahterimaan siswa ke GMF dilakukan hari ini. Lion Air itu selanjutnya," ujarnya.( Ham )