Tanaman Sansivera Mampu Menyerap Racun, Risma : Saya Ingin Warga Surabaya Sehat


Surabaya NewsWeek- Gerakan peduli lingkungan hidup sekolah atau biasa disebut Surabaya Eco School 2018 kembali digelar. Launching program lingkungan hidup yang sudah menginjak tahun kedelapan itu dilaksanakan di Graha Sawunggaling, Jum’at, (21/9/2018).

Sebelum acara dimulai, beberapa pelajar SDN Kaliasin I menampilkan nyanyian bertemakan kebersihan diiringi alat musik semacam drum yang terbuat dari tong sampah bekas. Pada kesempatan tersebut, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ikut memainkan alat musik tersebut.

Sesekali dirinya menengok pelajar yang ada disebelahnya untuk menyesuaikan irama pukulan. “Ayo semuanya senyum dan tepuk tangan,” ajak Wali Kota Risma sebelum acara pembukaan.

Dalam sambutannya, Wali Kota Risma berpesan agar semua orang harus menanam kebaikan dalam bentuk apapun. Salah satunya, lanjut Dia, menanam tanamansansivera yang mampu menyerap racun atau polusi udara terbesar diantara tanaman yang lain.

“Bukan untuk gaya-gayaan, tapi saya ingin warga surabaya sehat dan ini untuk anak cucu kita kedepannya,” pesannya diiringi tepuk tangan.

Selain itu, kata Wali Kota Risma, pengurangan pengunaan botol dan sedotan plastik menjadi perhatian penting. Sebab, kedua benda tersebut acapkali menyumbat saluran dan rumah pompa yang kemudian mengakibatkan banjir.

“Makanya, saya terapkan pembayaran bus suroboyo dengan botol plastik, bukan uang,” terang wali kota sarat akan prestasi tersebut.  

Mengusung tema “Kendalikan Sampah Plastik”, Aktivis sekaligus Ketua Senior Tunas Hijau Mochamad Zamroni menuturkan, bahwa persoalan sampah plastik menjadi masalah global. Oleh karenanya, masyarakat dan sekolah-sekolah harus mampu mengendalikan sampah plastik.

“Caranya dengan membentuk, melaksanakan dan mengolah sampah secara mandiri dan berkelanjutan,” sambung Zamroni.

Disampaikan Zamroni – sapaan akrabnya, beberapa kiat sukses dari kegiatan surabaya eco school 2018 antara lain, larangan penggunaan sedotan plastik minuman dan makanan dalam kemasan sekali pakai bagi seluruh warga sekolah, ajakan warga sekolah mengganti botol plastik menggunakan tumbler atau botol minuman yang bisa digunakan jangka panjang serta memisahkan sampah organik/daun dengan menampung di komposter sekolah.

“Nanti akan ada apresiasi bagi warga sekolah yang sudah melakukan aksi nyata untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup baik di sekolah maupun rumahnya,” urainya.

Ke depan, Zamroni berharap jumlah sekolah zero waste (sekolah tanpa sampah kemasan makanan dan minuman sekali pakai) di Surabaya yang sampai saat ini berjumlah 16 sekolah bisa meningkat pada akhir tahun 2018. “Semoga bisa mencapai 50 sekolah,” sambungnya.

Lebih lanjut, akan ada serangkaian pelaksanaan Surabaya Eco School 2018 diantaranya, launching program, workshop lingkungan hidup I, lomba yel-yel, lomba poster, lomba jingle, bersih-bersih pantai jembatan suramadu, workshop II, pembinaan lingkungan hidup dan terakhir awarding.

“Pada workshop tahap I setiap sekolah diminta langsung membuat rencana aksi lingkungan berkelanjutan dan merealisasikan rencana tersebut terutama pada pengolahan sampah,” terang Zamroni. 
Di akhir acara, Wali Kota Risma bersama Kepala Dinas Pendidikan, Ikhsan dan kepala sekolah SD/SMP se-surabaya juga melaunching gerakan membawa tumblerke sekolah sekaligus pengaunegrahan ecopreneur tingkat SD/SMP bagi siswa, guru dan kepala sekolah.( Ham )

Lebih baru Lebih lama
Advertisement