Proyek Siluman Desa Talang Diduga Manipulasi Anggaran



TULUNGAGUNG - Dengan besarnya anggaran dana desa yang terkuras di proyek jembatan dusun karang belum dapat dimanfaatkan makin kesana keberadaan jembatan semakin tidak jelas. Warga yang selama ini diam mulai berani menyuarakan yang katanya anggaran mencapai Rp 1.6 miliar, namun, yang beredar di masyarakat Rp 800 juta yang terserab. WargaK dan R mendesak agar kasusnya segera dituntaskan penanggung jawab proyek Kepala desa Talang Asmungi mantan sales pagar besi rumah yang katanya hoax, rubuhnya disebab bencana. 

Gagalnya proyek tersebut Ketua TPK Mislan, bendahara, Sriah turut bertanggung jawab ada kesalahan teknis dugaan Mark Up anggaran. Inisial R menambahkan, pada tahun 2016 jembatan tidak selesai seratus persen dan di 2017, kenapa 2018 tidak dianggarkan dan 2019 jembatan itu ambrol ini kan lucu, mungkin pemerintah desa berharap cemas tidak sesuai spesifikasi, menurutnya, itu kesalahan besar, dana desa diperbolehkan menganggarkan satu tahun anggaran, misalkan satu tahun satu kali anggaran, mengenai CV Lintang panjar sore yang pernah membuka jalan pintas daripertaniantidak tahukemana perginya,pungkasnya, pada Jumat (26/7) malam.

Kemudian inisial K memaparkan, lebar jembatan 9 meter tinggi 14 meter ditambah 2 meter pengerjaan mulai tidak beres, ketika pondasidikerjakan harus diberi besi ring dengan jarak 2,5  meter ke kanan kiri  samping sayap tangkis termasuk tiga tiang penyangga utama pilar mundur dua koma lima meter mencapai sungai sama  sekalitidak diberi besi. Seingatnya, ada 12  paku bumi agar tanah tidak bergerak, tidak membebani tangkis, ia pun menyesalkan tidak dikasi  pilar tepi sungai sampai seberang sungai, tangkis tiang penyangga yang di pasang batu jelas tidak kelihatan besi slupnya ada didalam tanpa menggunakan besi. 

Parahnya, batu bawah belum seratus persen selesai bagian atas dipasang batu dengan karyawan bengkel sehingga tidak simestris, dapat dilihat di badan tebing sebelah utara bawah sungai. penyebab retaknya tangkis besi berukuran sepuluhtidak dipasangdidalam dipasang diluar. Contoh kecilnya, besi bersambung kearah pondasi bagian samping dengan jarak dua meter ke kanan kiri memakai besi tulang penyangga tiga pilar utama dengan besi berukuran 14.

Seperti kolom praktis dibuat lebar 9 centimeter kali 12 centimeter yang seharusnya 25 centimeter persegi lebih. K menyarankan besi slup dikerjakan di lokasi memakai kawat pengikat ternyata besi dilas dibengkel, kalau ukuran besi memang sesuai RAB. Besi sambungantinggi dua belas meter nyatanya dikurangi membuat pekerjamenjadi tidak nyaman.  

Seperti galian pondasi lebar 9 meter dibuat 7,90 meter, padahal aturan  7,90 meter naik  kemiringan satu meter bertemu besi WF (tulang jembatan), apabila dihitung 1 kwintal dikali empat, berapa kwintalgrambiyangan seperti itulah, ketika jelurung (peletakan tumpang) WF baru kelihatan. Misalkan 9 meter tambah 1 meter berarti 10 meter  katakanlah 10 meter untuk besi WF kali 4 meter kepotong 1 meter berarti 10 kali 4 meter  sama dengan 440 meter dikali sekian kwintal berapa yach, ungkapnya.  

Masih K melanjutkan, besi BRC dipotong1 meter ada 10 meter kali 3 meter setengkawat besi  dirancang untuk struktur jalan setelah jelurung WF, yang tidak di marup dua cakar ayam ditambah satu cakar ayam, yang menyebalkan ditumpangkan diatas pasir ketika banjir pondasi menggantung tidak ada tanggul penahan, ya ambrol mas, saat sungai mencapai ketinggian 14 meter menenggelamkan seluruh bangunan kesalahan di teknis tidak profesional mas,ucapnya seperti yang sudah diberitakan.

Petugas pendamping dan pengawas Kabupaten dua kali terjun kelokasi saat tangkis retak di selatan bagian timur, ketebalan cuma 40 centimetersesuai RAB 70 centimeter, padahal kewajiban dipatuhi batu gebalan jarak dua meter setengah harus memakai besi kesamping dua meter setengah mencapai keatas slup, tidak dilaksanakan. 

Untuk paku bumi sesuai 180 centimeter sayangnya melenceng dari ketentuan,pondasi ditanam diluar tebing asumsinya didalam tebing pengerjaan lebihlama seperti yang diberitakan. Tangkis tinggi 16 meter lebih  besihanya bagian atasnya saja agar kelihatan bagus, hal itulah yang membuat pekerja deg - degkan pindah cari kerja kuatir  dipanggil KPK, pungkasnya. (Rid/Nan) Bersambung...
Lebih baru Lebih lama
Advertisement