TULUNGAGUNG - Ternyata Program TISTAS ( gratis berkualitas ) oleh Gubernur Jawa Timur, Kofifah Indar
Parawansa dan Wakilnya Emil Elistyanto Dardak tidak di indahkan. Melanjutkan
konfirmasi, maraknya sumbangan di
sekolah SMKN 3 Tulungagung oleh
Perkumpulan Komunitas Tulungagung Peduli, Yoyok setyo Nugroho, Lsm Cakra, Supriadi,
Totok, LSM faksi, Agus dan media Kepada Kepala Cabang Dinas Provinsi Tulungagung,
Solikin, M.Pd, masalah penarikan ke wali murid serta salah satu penerima pkh
dan kip di SMP sekarang anak didik bersekolah di SMK Negeri tiga, punya
pkh tetap disuruh mengangsur, apa itu
angsuran mobil atau rumah tidak tahu semua yang menentukan komite sekolah,
siswa yang belum menyumbang diberi kartu peserta sementara yang sudah
menyumbang menerima kartu ujian membuat mental sianak drastis turun, ungkapnya,
Jum'at (29/11).
Besaran sumbangan berpariasi Rp 2,5 juta, Rp 2 juta, Rp 1 juta
dan Rp 500 ribu bahkan minta tambahan Rp 50 ribu bukti yang ada dan jumlah anak
didik kelas X, XI, XII 2000 lebih anak
didik, ujar Supriadi dengan berharap ada sanksi
ke sekolah.
Solikin yang dianggap lamban menyikapi persoalan mengatakan di ruang
kerjanya, siswa wajib ikut ujian tidak
usah menyumbang, yang menyumbang biar wali murid yang punya uang lebih, besaran
sumbangan terserah wali murid tidak nyumbang tidak apa apa jangan di kordinir
apa lagi ada kwitansi angsuran. Pasal 10
tentang komite di larang melakukan pungutan, kalau melakukan berhadapan dengan hukum, dengan kartu jangan
lagi ada kartu peserta sementara
[dilarang ], kalau membandel akan
dilaporkan ke Gubernur, ucap Solikin marah.
Lanjut Solikin, seluruh uang yang sudah masuk
harus di kembalikan, setelahnya terserah
wali murid, kalau ijajah tertahan
silahkan diambil [ gratis ], kalau ada
LSM, media datang menekan meminta duit di sekolah jangan di kasi tolak saja
tidak perlu dilayani, tegas Solikin dengan kata meninggi. (Rid/Nan)