Surabaya- Pemerintah
Kota (Pemkot) Surabaya terus menyempurnakan fasilitas publiknya. Kali ini,
Pemkot Surabaya melengkapi berbagai fasilitas publik itu dengan alat pacu
jantung atau AED (Automatic External Defibrilator). Alat ini mulai
dipasang di fasilitas publik yang menjadi tempat berkumpulnya warga Kota
Surabaya.
Kepala Bidang Sumber
Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Surabaya Hariyanto menjelaskan alat pacu
jantung AED (Automatic External Defibrilator) adalah alat
medis yang berfungsi untuk menstimulasi detak jantung pada seseorang yang
mengalami gangguan jantung mendadak. Salah satu contohnya pada saat tenggelam,
shock berat, kecelakaan atau juga karena serangan jantung secara tiba-tiba.
“Jadi, alat ini sangat
penting disediakan sebagai langkah preventif. Mencegah lebih baik daripada
mengobati. Alat ini akan menjadi pertolongan pertama bagi penderita serangan
jantung. Ini demi menyelamatkan nyawa warga,” papar Hariyanto saat memasang
alat tersebut di Tugu Pahlawan, Surabaya, Kamis (28/11/2019).
Hariyanto mengatakan,
alat ini bisa digunakan apabila sewaktu-waktu ada warga yang terkena serangan
jantung mendadak. Alat ini juga bisa dioperasikan oleh penjaga atau karyawan
kantor yang ada di suatu instansi. Sebab, sebelum instansi mereka dipasangi
alat pacu ini, sudah diberikan pelatihan cara mengoperasionalkannya.
“Sembari meminta
bantuan ambulance, orang yang terkena serangan jantung itu bisa ditolong dulu
dengan alat ini. Karena apabila orang yang terkena serangan jantung itu tidak
ditolong selama 10 menit, maka dia akan meninggal, jadi ini sangat bermanfaat,”
ujar Hariyanto.
Menurutnya, pemasangan
alat pacu jantung ini akan dipasang di 16 titik, yaitu Gedung Pemkot Surabaya
lantai 1 dan lantai 6, balai kota lantai 2, Kantor Bappeko, Gedung DPRD
Surabaya, Balai Pemuda, Gedung Nasional Indonesia, Tugu Pahlawan dan Taman
Bungkul. Selain itu, akan dipasang pula di Convention Hall, UPTSA Timur, Sentra
Ikan Bulak, THP Kenjeran, Siola lantai 1, lantai 4 dan lantai 3.
“Pemasangannya sudah
kami mulai sejak Senin lalu. Ini akan terus berlanjut hingga 16 titik selesai,
karena sebelum dipasang, para petugas dan karyawannya diberi pelatihan untuk
menggunakannya, sehingga memang butuh waktu,” ungkapnya.
Nantinya, lanjut
Hariyanto, alat ini akan dievaluasi dulu perkembangannya, apabila memang sangat
bermanfaat, bukan tidak mungkin alat ini akan terus ditambah di semua fasilitas
publik di Kota Surabaya. “Mudah-mudahan gagasan dari Bu Wali Kota ini bisa bermanfaat
bagi masyarakat,” tandasnya.
Sementara itu, Muklis
Rais Trainer alat pacu jantung menjelaskan langkah-langkah penggunaan alat
tersebut. Langkah pertama penderita (yang mengalami serangan jantung) harus
dicek dulu kesadarannya. Di samping itu, yang lain juga harus memanggil bantuan
lain atau menghubungi Command Center 112 sembari meminta bantuan mobil
ambulance. “Nah, ketika terkena serangan jantung mendadak lalu tidak ada
nafasnya, maka langsung dilakukan RJP/CPR atau tekan di dadanya,” kata dia.
Langkah kedua,
ambillah alat AED Plus atau alat pacu jantung ini lalu buka baju korban, cukur
bulu dadanya jika ada, dan keringkan keringatnya lalu buka pad atau alat AED
ini. Langkah ketiga, pasangkan pad sesuai petunjuk di atas dada korban. Langkah
keempat, nyalakan AED, dan ikuti perintah alat itu.
“Salah satu
perintahnya tidak boleh menyentuh korban dan ada pula perintah tekan tombol
saat diminta,” imbuhnya.
Langkah kelima,
lakukan RJP/CPR atau tekan di dadanya lagi dan ikut semua perintah alat
tersebut, hingga akhirnya datang bantuan. Langkah keenam, apabila korban sudah
berhasil bernafas, maka pertahankan jalan nafas dan baringkan pada posisi
pemulihan.
“Jika ambulance sudah
datang, langsung dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan bantuan lebih
lanjut. Alhamdulillah dengan bantuan alat ini sudah banyak yang selamat,”
tambahnya. ( Ham )