Surabaya- Sebanyak 36
peserta Australia Indonesia Youth Exchange Program (AIYEP) berkunjung ke rumah
dinas Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Jalan Sedap Malam Surabaya, Kamis
(02/01/2020) pagi.
Mereka yang terdiri
dari 18 mahasiswa Australia dan 18 mahasiswa lokal tersebut, rencananya akan
melaksanakan program student exchange (pertukaran pelajar)
AIYEP fase kota di Surabaya selama tiga Minggu.
Dalam acara tersebut,
juga hadir perwakilan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI,
Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Timur serta beberapa Kepala OPD
(Organisasi Perangkat Daerah) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Kedatangan mereka di
rumah dinas pun disambut berbagai pertunjukkan kesenian, seperti reog, tari
remo hingga Ibam, seorang anak penyandang disabilitas yang memiliki kemampuan
menyanyi dan musik.
Dalam sambutannya,
Wali Kota Risma mengatakan, atas nama pemkot dan warga Surabaya, pihaknya
menyambut baik kedatangan para peserta AIYEP tersebut. Bahkan, ia mengaku
senang, sebab Kota Surabaya dipilih menjadi lokasi fase kota program pertukaran
pelajar itu.
“Senang sekali bisa
menyambut kedatangan bapak ibu sekalian di awal tahun baru ini,” papar Risma.
Risma memastikan,
terus memberikan fasilitas bagi anak-anak agar, mendapatkan pendidikan yang
lebih baik. Salah satunya dengan menyediakan beasiswa gratis bagi pelajar
prestasi dari keluarga kurang mampu.
“Lebih dari 2000 anak
mendapat beasiswa untuk mereka bisa kuliah tinggi. Bahkan, pendidikan di Surabaya
mulai jenjang SD sampai SMP gratis,” ungkapnya.
Selain menyediakan
beasiswa gratis, Risma mengakui, bahwa Pemkot Surabaya juga menyiapkan berbagai
peralatan, fasilitas hingga bangunan gedung untuk mewadahi anak-anak tersebut.
Bahkan, ratusan lapangan olahraga dibangun di Surabaya, agar anak-anak dapat
mengembangkan bakat kreatifitasnya.
“Kami membangun kurang
lebih 579 lebih lapangan olahraga di seluruh wilayah Surabaya. Ini sesuai
permintaaan warga sekitar, mereka mintanya lapangan apa, kemudian kita
bangunkan, dan ini semua sifatnya gratis,” tandasnya.
Dia mengakui, berbagai
upaya yang dilakukan Pemkot Surabaya tersebut masih dinilai belum sempurna.
Namun, pihaknya memastikan akan bergerak terus untuk memberikan yang terbaik
bagi pendidikan dan masa depan anak-anak Surabaya.
“Bagaimana anak-anak
muda di Surabaya ini bisa mendapatkan fasilitas yang lebih baik. Mereka bisa
berharap untuk masa depan mereka yang lebih baik,” jelasnya.
Salah satu peserta
AIYEP adalah Miranda Rey-Fleming. Mahasiswi asal Melbourne Australia ini
mengaku bakal tinggal di Kota Surabaya selama tiga minggu. Nantinya, Miranda
akan tinggal bersama orang tua asuh dan berpasangan dengan salah satu mahasiswi
asal Indonesia.
“Ini merupakan
pengalaman pertama kali saya berkunjung di Surabaya,” kata Miranda.
Sebelumnya, Miranda
bersama mahasiswa lain telah melaksakan program student exchange AIYEP,
fase desa di Malang selama tiga minggu. Sementara untuk fase kota, Surabaya
dipilih sebagai lokasi student exchange tersebut.
“Saya suka Indonesia,
suka belajar bahasa indonesia, dan banyak juga teman di sini. Mungkin pada masa
depan saya bisa tinggal dan bekerja di Indonesia,” ungkapnya.
Perlu diketahui bahwa,
kegiatan student exchange AIYEP ini merupakan program rutin
yang dilaksanakan Kemenpora dalam setiap tahun. Setiap tahun, program AIYEP
mengirimkan 18 pemuda Indonesia berusia 21-25 tahun ke Australia.
Mereka berpartisipasi
dalam penempatan kerja, pertunjukan budaya, homestay, serta kunjungan ke
sekolah dan masyarakat setempat. Sementara itu, 18 pemuda Australia juga
melakukan program serupa di Indonesia dengan rekan-rekan Indonesia mereka.
Tujuan Program ini, untuk
memberi kesempatan kepada muda-mudi Indonesia dan Australia untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih baik tentang budaya, perkembangan dan gaya hidup satu sama
lain. ( Ham )