SOP Protokol Kesehatan Diterapkan Pemdes Gendoh Pada Penyerahan BLT DD 2020 Tahap II


BANYUWANGI - Dana Desa (DD) yang dianggarkan sebagai Bantuan Sosial (Bansos) sebagai Jaring Pengaman Sosial (JPS) pada masyarakat mendapat atensi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan tetapi kabupaten Banyuwangi menurut Mendagri Tito Karnavian terbaik validasi data dengan smart kampungnya.

Pada waktu pendistribusian  JPS kepada masyarakat penerima manfaat (mpm) tidak luput dari anjuran dari Gugus Tugas Penanganan Covid-19 untuk menjalankan Standar Operasi Prosedur (SOP) Protokol Kesehatan.

Seperti Pemerintah Desa (Pemdes) Gendoh kecamatan Sempu Banyuwangi pada waktu mendistribusikan JPS 30 % dari anggaran DD 2020 melalui Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar Rp 600.000,-/bulan selama 3 bulan  yang diperuntukkan 169 Kepala Keluarga (KK). 

Pada hari Kamis (18/6/2020) bertempat dibalai desa Gndoh telah didistribusikan BLT –DD 2020 tahap ke 2 untuk mpm, yang disalurkan melalui  2 petugas dari Bank Jatim memakai pelindung wajah (face sheield) dibantu staf desa, yang didampingi BPD Babinkamtibmas. Babinsa kepala desa Gendoh, para kepala dusun sehingga tertip, lancar dan aman, dan terapkan SOP Protokol Kesehatan, wajib masker,cuci tangan, jaga jarak (physical distancing), face shield.


Desa Gendoh menurut keterangan Sekretaris Desa (Sekdes) Amir, bahwa desa Gendoh mempunyai luas wilayah 610,230 Ha, yang dibagi 5 dusun yaitu; dusun Genitri- dusun Krajan – dusun Klontang – dusun Gantung dan dusun Plaosan. Untuk jumlah KK= 3686 jumlah penduduk = 10130 jiwa untuk laki-laki= 567 dan perempuan= 5063 . jumlah RT= 60 dan RW= 17.   

Didik Darmadi,SE kepala desa Gendoh pada pendistribusian BLT tahap 2 memberikan edukasi kepada mpm yang hadir bahwa kondisi saat ini kita semua prihatin, bukan bangsa kita desa kita juga seluruh dunia lagi prihatin menghadapi covid-19. Dan selalu mengadakan pencegahan wabah covid-19 pada penularannya, atau memutus mata rantai covid-19.

Selain itu Negara kita Indonesia juga membantu masyarakat pada stuasi sekarang ini yang mungkin kondisi ekonominya terganggu oleh covid-19. Negara kita telah menggelontarkan ber trilyun-trilyun uang untuk menangani covid-19,baik itu pencegahan penularannya juga bantuan ekonomi melalui BLT ini yang jenengan terima, ini semua diharapkan masyarakat tidak keluar rumah bila tidak perlu, agar tak tertular covid-19, sehingga covid-19 ini bisa teratasi.

Dengan melalui Protokol Kesehatan, semua masyarakat seperti jenengan harus wajib memakai masker, sering cuci tangan dengan sabun,menjaga jarak, menjaga kebersihan, menjaga kesehatan, usia seperti jenengan diatas 50 tahun rentang tertular covid-19, dan sembuhnya sulit dan covid-19 ini belum ada obatnya, untuk itu jenengan ini di man-eman jangan sampai tertular. Negera mengglontorkan anggaran trilyunan niku tidak sia-sia.

Setelah jenengan menerima uang dari BLT ini terserah jenengan mau diapakan uang ini, apa untuk shodakoh ke masjid, atau shodakoh kepada tetangga yang belum beruntung , (yang tidak mendapat manfaat) agar bisa barokah, katanya.

Dikonfirmasi tentang jumlah KK penerima manfaat Didik Darmadi, SE menjelaskan “ Jumlah KK penerima manfaat pada distribusi BLT tahap 1 ada 169, dan masing-masing dusun seperti dusun Krajan=40 KK, dusun Genitri=20 KK, dusun Klontang=48 KK, dusun Gantung= 31KK dan dusun Plaosan=30 KK, semua ini kita memakai skala prioritas dan gek lapangan.

Untuk distribusi BLT tahap 2 menjadi 167 KK, sebab 2 KK meninggal dunia, sehingga dari pihak Bank Jatim tidak boleh digantikan , dan uang dikembalikan ke kas Negara. Diharapkan masyarakat desa Gendoh jangan sering keluar rumah (social distancing) bila tidak perlu, sering cuci tangan pakai sabun,selalu memakai masker, hindari kerumunan orang (phisical distancing) dan disiplin, tambahnya. (jok)
Lebih baru Lebih lama
Advertisement