Walikota Tak Pernah Instruksikan Datangkan Cendrawasih ke KBS



SURABAYA---Kepala Bagian (Kabag) Humas Pemerintah Kota Surabaya, Muhamad Fikser, menegaskan bahwa dirinya tidak pernah mendapatkan instruksi baik berupa lisan maupun tertulis dari Walikota Surabaya, Ir Tri Rismaharini MT untuk mendatangkan burung Cendrawasih dari habitatnya di Papua ke Kebun Binatang Surabaya (KBS).
Penegasan tidak adanya instruksi dari walikota tersebut disampaikan Muhamad Fikser ketika jumpa pers di kantor Humas Pemkot Surabaya, Rabu (25/9). Penegasan tersebut juga dimaksudkan sebagai klarifikasi terhadap pemberitaan di media massa perihal rencana pengiriman Cendrawasih dari Papua yang menyebutkan bahwa walikota menginstruksikan untuk mendatangkan Cendrawasih yang nantinya diplot sebagai ‘penghuni baru’ di KBS.
“Saya tegaskan tidak ada instruksi apapun apakah itu lisan ataupun tertulis dari bu walikota kepada saya untuk mendatangkan Cendrawasih ke Surabaya. Beliau sama sekali tidak ada kaitannya dengan ini,” tegas Fikser.
Dijelaskan Fikser, dirinya memahami bahwa ada peraturan-peraturan yang harus dilalui jika ingin mendatangkan burung Cendrawasih dari habitatnya di tanah Papua. Diantaranya harus ada ijin terlebih dulu dari Kementrian Kehutanan dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Ini karena status Cendrawasih sebagai satwa yang dilindungi. Karenanya, meski ingin memberikan kontribusi kepada KBS, tetapi dirinya tetap menomorsatukan peraturan. Artinya, keinginan mendatangkan Cendrawasih itu akan dilakukan jika semua aturan sudah dipenuhi.
“Kita sangat memahami ada ijin yang harus kita lalui. Intinya kita sesuai aturan. Kita lakukan dengan cara yang legal sesuai mekanisme. Selama ada ijin yang diberikan ya akan kita laksanakan. Kalau ndak ada ijin ya tidak dilanjutkan,” sambung pria asal Serui, Papua ini.
Fikser lantas menjelaskan bahwa asal muasal munculnya pemikiran untuk mendatangkan burung Cendrawasih ke Surabaya itu merupakan ide dari komunitas warga Papua yang ada di Surabaya. Mereka adalah alumni mahasiswa dari daerah Serui yang dulunya pernah kuliah dan kemudian menetap di Surabaya. Karena mereka tahu di KBS tidak memiliki koleksi Cendrawasih, mereka kemudian memiliki inisiatif untuk berkontribusi ke kebun binatang legendaries tersebut dengan mendatangkan burung berbulu indah itu dari Papua.
“Mereka ini punya niat baik ingin beri sumbangsih ke KBS. Mereka memiliki inisiatif agar Cendrawasih didatangkan untuk dikonservasi di KBS sehingga kemudian dilakukan upaya-upaya. Kebetulan saya di Surabaya dan saya sudah lama kenal mereka. Tetapi ternyata kemudian salah dipersepsi. Makanya, mereka tidak akan melakukan upaya apapun jika ini memicu polemic. Kita sesuai aturan saja supaya tidak ada hal yang terjadi di belakang nanti,” imbuh mantan Camat Sukolilo ini.
Fikser juga menggarisbawahi bahwa Cendrawasih tersebut masih sebatas rencana akan didatangkan ke Surabaya. Karena masih rencana, burung tersebut belum berada di Surabaya tetapi masih berada di Papua. Makanya, dirinya mempertanyakan mengapa hal ini dipermasalahkan. Dan begitu tahu rencana tersebut memicu polemik, Cendrawasih itu kini sudah dilepas ke habitatnya.
“Kalau memang prosedurnya keliru, yah diingatkan. Toh ini bukan untuk diperjualbelikan. Tetapi sekarang sudah dilepas ke habitatnya, daripada polemic. Sambil menunggu proses ijin, dan kalau ijin sudah sah, baru dilakukan langkah lebih lanjut,” sambung Fikser.
Pria yang gemar sepak bola ini juga menghimbau agar produk pemberitaan merupakan hasil dari proses wawancara kepada narasumber.  Sebab, dirinya merasa tidak pernah dikonfirmasi perihal pemberitaan tersebut, tetapi ternyata muncul berita dengan mengutip kutipan pernyataannya. “Memang ada teman-teman media yang terlebih dulu mengontak saya. Tetapi tidak semua teman-teman media konfirmasi langsung kepada saya. Ada baiknya kalau konfirmasi langsung kepada narasumber sebelum dipublikasikan,” harap Fikser.(*) 
Lebih baru Lebih lama
Advertisement