Surabaya Newsweek- Pertemuan antara Walikota Surabaya
dengan Menteri Perhubungan di meeting
room Stasiun Gubeng Surabaya, Minggu (23/11), mempertegas dukungan
pemerintah pusat terhadap penyelenggaraan angkutan massal cepat (AMC) di Kota
Pahlawan. Momen tersebut sekaligus memupus anggapan bahwa proyek trem hanya
sebatas wacana.
Dalam pertemuan tersebut, Walikota Tri Rismaharini hadir
didampingi sejumlah kepala dinas. Sementara para petinggi Kemenhub dan Dirut PT
KAI tampak menyertai Menhub Ignasius Jonan. Baik Risma -sapaan Tri Rismaharini-
maupun Ignasius membicarakan beberapa hal termasuk pembangunan akses dari dan
ke Bandara Juanda.
Namun, fokus pembahasan lebih kepada kelanjutan rencana
pembangunan proyek trem di Surabaya.Setelah meeting
yang berlangsung lebih kurang satu setengah jam, Menhub Ignasius memberikan
keterangan pers kepada awak media. Dia menyatakan, dengan alokasi anggaran yang
ada di kemenhub, pihaknya akan melakukan reaktivasi jalur-jalur trem yang
sebelumnya pernah eksis. Tahun ini, anggaran yang tersedia sekitar Rp 200
miliar. Menurut Ignasius, alokasi anggaran akan berlanjut pada tahun
berikutnya.
Kemenhub dan pemkot juga sepakat bahwa operasional trem akan
dihandle oleh PT KAI. Sedangkan
pemkot bakal menyiapkan subsidi kalau harga tiket nantinya dipandang terlalu
tinggi. “Dengan demikian, warga bisa menikmati trem dengan harga yang
terjangkau. Untuk perkiraan harga tiket masih akan dibahas lebih detail,” kata
mantan Dirut PT KAI ini.
Ignasius menjelaskan, dengan perencanaan yang matang
semestinya groundbreaking trem sudah
bisa dilaksanakan awal 2015. Jika tak ada kendala berarti, dia memprediksi,
dalam dua atau tiga tahun ke depan warga Surabaya bisa memanfaatkan trem
sebagai alternatif bertransportasi.
Disinggung soal monorel, menteri alumnus Unair ini mengatakan
bahwa pelaksanaan pembangunan trem dan monorel hendaknya tidak dilakukan
bersamaan. Pasalnya, jika dibangun bersamaan, keruwetan di ruas jalan
kemungkinan akan terjadi lantaran beban hambatan yang disebabkan pembangunan
trem dan monorel akan bersinggungan dengan volume kendaraan. Untuk itu, dia
berpendapat trem harus dikerjakan lebih dahulu. “Tapi selebihnya terkait
monorel kami serahkan kepada Ibu Walikota enaknya bagaimana,” imbuhnya.
Walikota Tri Rismaharini menegaskan, kebutuhan akan AMC sudah
bersifat urgen dan tidak bisa ditunda lagi. Semakin lama volume kendaraan
pribadi semakin meningkat. Hal itu otomatis menambah beban jalan yang kian
padat. Oleh karenanya, sudah menjadi kewajiban pemerintah menyediakan
alternatif sarana transportasi yang berkualitas.
Risma optimistis keberadaan trem tidak akan menambah parah
kemacetan. Sebaliknya, dia berharap warga mau beralih dari kendaraan pribadi.
Asumsinya, di samping menghindari kemacetan, kesadaran publik memanfaatkan
transportasi umum juga erat kaitannya dengan kampanye ramah lingkungan.
Pengeluaran bahan bakar minyak bisa ditekan plus udara lebih bersih karena
jumlah kendaraan pribadi yang melintas di jalan berkurang.
“Trem itu lebarnya setara mobil minibus. Jadi tidak selebar gerbong
kereta api. Dengan begitu, saya rasa tidak akan terlalu memakan banyak ruang,”
kata walikota perempuan pertama di Surabaya ini.
Dijumpai usai pertemuan, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Kota (Bappeko) Surabaya Agus Imam Sonhaji memaknai pertemuan ini sebagai suatu
langkah positif bagi perkembangan AMC. Menurut dia, pemerintah pusat
membuktikan diri masih berkomitmen mewujudkan transportasi berbasis massal.
Dikatakan Agus, pemkot sendiri sudah mempersiapkan diri
sebaik mungkin menyambut pembanguan proyek trem. Perkembangan terakhir,
pemetaan trase jalur trem tempo dulu
sudah rampung. Hasilnya, sama sekali tidak dijumpai adanya kendala. “Seluruh
pemetaan jalur trem sudah ketemu dan
semuanya teridentifikasi dengan baik,” ungkap mantan Kepala Dinas Cipta Karya
dan Tata Ruang Surabaya ini.
Agus menambahkan, selanjutnya pertemuan ini akan
ditindaklanjuti dengan rapat teknis yang melibatkan Kemenhub, Pemkot Surabaya
dan PT KAI pada 3 dan 4 Desember mendatang. Dari rapat tersebut kemudian akan
terus mengerucut membahas mengenai detail persiapan pelaksanaan pembanguan
trem. ( Ham )