Pria, KB Dan Kesetaraan Gender

JOMBANG - Meskipun Indonesia telah berhasil menurunkan laju pertumbuhan penduduk dari 2,34% pertahun pada priode 1970-1980, menjadi 1,3% pada tahun 2006, namun jumlah penduduk Indonesia saat ini sudah mencapai kurang lebih 245 juta jiwa, maka setiap tahun penduduk Indonesia bertambah sekitar 3,2 juta jiwa, jumlah penduduk ini sama dengan penduduk Singapura.

Yang membedakan, penduduk Singapura lebih berkualitas bila dilihat dari indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Develoment Indeks (HDI) yaitu berada pada urutan 25 dari 177 negara yang di survey, sedangkan Indonesia berada pada urutan 108,demikian kata Laili Agustin, SH,MSi kepala Badan PPKB kabupaten Jombang dalam sebuah acara TMMD (TNI Manunggal Membangun Desa) di desa Sumberjo kecamatan Wonosalam yang di laksanakan pada bulan April,Mei dan di tutup pada tanggal 1Juni 2016 yang lalu.

Kependudukan memiliki implikasi yang luas terhadap sektor pembangunan lainya, bila tidak di kelola dengan baik dan hati hati tidak mustahil akan memberikan dampak negatif, mulai dari pembangunan, pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, kriminal bahkan pemanasan global akibat banyaknya ulah penduduk yang tidak tanggung jawab.

Namun perlu disadari bahwa menyelesaikan masalah melalui progam KB jauh lebih penting dan lebih mendasar, di jelaskan dalam rencana strategi pembangunan jangka menengah kebawah partisipasi pria menjadi salah satu indikator keberhasilan program KB dalam memberikan kontribusi yang nyata untuk mewujudkan keluarga kecil berkualitas.

Partsipasi laki-laki bail dalam praktek KB maupun dalam pemelihara Kesehatan ibu dan anak termasuk pencegahan kematian/maternal hingga saat ini masih rendah, peran prima/suami dalam program KB akan mampu mendorong peningkatan kwalitas pelayanan KB, peningkatan kesetaraan dan keadilan gender, peningkatan penghargaan terhadap hak asasi manusia, dan beroengaruh positif dalam mempercepat penurunan angka kelahiran total / Total Fertility Rate (TFR), penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan penurunan Angka Kematian Bayi (AKB).

Rendahnya partisipasi pria dalam keluaga berencana dan kesehatan produksi panda dasarnya tidak terlepas dari oprasional program KB yang selama ini dilaksanakan mengarah pada penduduk wanita sebagai saran, oleh sebab itu, semenjak tahun 2000 pemerintah secara tegas telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan partisipasi pria dalam keluarga berencana dan kesehatan reproduksi melalui kebijakan yang telah di tetapkan.

Kabupaten Jombang merupakan salah satu kabupaten yang faktor perhatianya program KB tidak hanya terfokus pengendalian jumlah penduduk perempuan atau istri ,tetapi juga pada pria atau suami sebagian bagian yang tak terpisahkan dari program KB, hasil rapat kerja daerah program KB Nasional kabupaten Jombang tahun 2014, untuk meningkatkan partisipasi pria dalam keluaga berencana akan di tingkatkan penyuluhan /komunikasi informasi dan Edukasi (KIE) oleh petugas lapangan tentang program KB pria di Jombang , agar kesertaan KB pria di Jombang meningkat.

Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya pria dalam KB dan kesehatan reproduksi yang di lihat dari beebagai aspek faktor lingkungan yaitu sosial,budaya, masyarakat dan keluarga/istri, keterbatasan jenis kontrasepsi pria.

Untuk meningkatkan kesertaan KB pria yang uta a hendaknya di beri pengetauhan yang cukup tentang KB dan kesehatan reproduksi,rendahnya keterlibatan pria dalam pengguna metode kontrasepsi mantap (vasektomi) di akibatkan adanya kekhawatiran para bapak setelah vasektomi mereka akan kehilangan kejantananya bahwa pria takut terjadi impitensi karena vasektomi itu sama dengan pengembirian sehingga pria enggan untuk menjalani vasektomi, terbatasnya akses pelayanan KB pria dan kualitas pelayanan KB pria belum memandai merupakan aspek mempengaruhi rendahnya partisipasi pria dalam keluaga berencana. (ko)
Lebih baru Lebih lama
Advertisement