Bupati: Kembalikan Fungsi Lahan Untuk Cegah Banjir Dan Longsor


LUMAJANG - Cuaca ekstrim dengan curah hujan tinggi di berbagai belahan bumi mengakibatkan banyak daerah atau wilayah yang mengalami bencana, ada bencana banjir, ada bencana longsor. Tak terkecuali di Kabupaten Lumajang, terjadi bencana alam banjir dan longsor di beberapa kecamatan, seperti di Kecamatan Tempursari dan Kecamatan Pronojiwo.

Bupati Lumajang, Drs. As’at M.Ag bersama Forkopimda Kabupaten Lumajang bersama dengan jajarannya melakukan peninjauan ke lokasi bencana di desa Kaliuling Kecamatan Tempursari dan desa Tamanayu Kecamatan Pronojiwo, sekaligus memberikan support dan bantuan kepada korban bencana alam ini. Rabu kemarin (13/7).

Di Kabupaten Lumajang terdapat 7 wilayah Kecamatan yang rawan bencana longsor saat cuaca ekstrim dengan hujan deras disertai angin kencang. "Selain Kecamatan Tempursari dan Pronojiwo, wilayah Kecamatan lainnya yang rawan longsor adalah Kecamatan Senduro, Pasrujambe, Gucialit, Ranuyoso dan Randuagung," ujar Bupati As’at.

Ia mengimbau kepada masyarakat agar tidak mengubah fungsi lahan tebing yang ada di wilayah pemukimannya. Pasalnya, Bupati As’at melihat secara langsung bagaimana lahan tebing yang ada di belakang dan samping rumah-rumah warga yang sebelumnya ditanami tanaman keras, kini telah dialihkan dengan menanam sengon ataupun pisang.

"Ini yang berbahaya, karena tanaman keras itu berfungsi sebagai penahan bagi kontur tanah. Ketika tanaman diganti sengon dan pisang yang akarnya tidak terlalu kuat, maka kontur tanah tebing akan menjadi labil. Sehingga ketika diguyur hujan deras akan mudah longsor seperti yang terjadi saat ini," ujarnya.

Dengan terjadinya bencana ini, Pemkab Lumajang berupaya mengajak masyarakat untuk semakin peduli akan lingkungan. “Kita pelihara sarana dan prasarana yang ada, alam yang kaya dan subur serta kekayaan alam yang beragam. Jangan sekali-kali menyalahkan alam, tetapi kita harus tetap berupaya mengatasi, harus kita jaga dan pelihara”, ajak Bupati As’at.

Semua instansi terkait Pemkab Lumajang akan berusaha mencari solusi mengatasi tanah longsor ini dan masyarakat harus bekerja sama dengan baik. Dengan kita kembalikan lagi fungsi lahan menjadi area hutan tanaman keras sebagai penyangga agar tebing tidak mudah longsor kembali. "Nanti akan kita siapkan bantuan bibit tanaman keras untuk penghijauan kembali tebing-tebing ini," ujarnya.

Dengan kondisi yang saat ini, Bupati As’at meminta BPBD Kabupaten Lumajang untuk melakukan penanganan. Dimana, Hendro Wahyono Plt Kepala BPBD Kabupaten Lumajang melaporkan, jika penanganan pasca bencana telah dilakukan pembersihkan 8 titik longsor yang memutus akses jalan dari wilayah Kecamatan Pronojiwo menuju Tempursari.

"Selain itu, perbaikan rumah-rumah warga yang rusak sejak kemarin mulai hari ini masih dilakukan dengan cara gotong-royong. Bahkan, warga hari ini juga membersihkan sisa-sisa endapan lumpur akibat longsor yang masih menumpuk di rumah warga," kata Hendro Wahyono.

Jumlah rumah warga yang rusak sekitar 80 rumah, sehingga untuk perbaikannya tidak bisa sekaligus karena perbaikannya pun membutuhkan waktu. Bahkan, BPBD Kabupaten Lumajang masih menghimpun total kerugian yang terjadi akibat bencana longsor ini. Termasuk juga, menghitung bantuan yang akan disalurkan kepada warga untuk membantu perbaikannya sesuai perintah Bupati Lumajang.

Dalam kesempatan ini Bupati As’at juga menyerahkan bantuan tali asih berupa paket sembako dan makanan siap saji serta family kit secara simbolis kepada warga yang tertimpa musibah. Dalam penyerahan bantuan itu, ia juga berdialog langsung bersama warga untuk mengetahui apa kendala yang dihadapi pasca bencana longsor ini. (h)
Lebih baru Lebih lama
Advertisement